Gua right now sedang Bosen karena got nothing to do di kelas Češtinu (bahasa Ceko) yang gua ga ngerti sama sekali, Dan ya, because of the wild wild Plzeň-Praha-Budvar Orientation Camp, headset gua ilang. Dammit, ga Ada lagi penenang jiwa. Cuman bisa puter lagu di kepala.
Walhasil gua searching2 lah di Google (oh iPad you really are my saviour).
Awalnya searching absurd, mulai dari tempat-tempat di Eropa yang gua bakal kunjungin next summer (Aminnnn) sampe akhirnya.... Cari2 blog orang lain.
Blog2 dari manusia2 sepenanggungan, yang sama sama terdampar šatů tahun di negeri orang, di berbagai bahasa Dan berbagai negara, mulai dari tumblrnya Vaňka, blog seorang anak Bule yang sekarang Ada di Bandung, atau wordpressnya anak Amerika yang sempet tahun lalu dapet tempat di sudut kecil Moravia nun jauh di ujung lain negara ini.
Somehow Ada yang.... Aneh.
Everything is so fine, everything is so good - I can see the honesty but also.... Mostly none of them write About wild things, or gaya bahasa yang se "kepinak dhewek" kaya gua.
Most of guys talk About new experiences that may be just ordinary fór the locals atau dalam kata lain, something they never got, but its all in a positive way, in a way where they see their year as a time where they got many new experiences that build them, that opens their eyes, that sees how they metamorphose into a better personality.
Somehow gua merasa terlalu bersalah, mungkin gua terlalu gila, mungkin.
All these weeks gua emang merasa I got new experiences too, but I still feel like si bocah Jawir gila yang nekat Dan terlalu keras berusaha untuk menjadi distributor of happiness although sering kali malah Gagal.
Blog ini pun mungkin rata2 cerita soal itu. Dibanding blog lain yang seakan2.... Place the writers in a státe of positive change.
Lo bisa liat, manusia2 yang emang gila Dan crash all the parties, they dont write blogs, just enjoy the life.
Dan manusia2 yang nulis blog rata2.... Anak2 baik, although some of them also write and experience parties but they "soften" it up, I believe there are things that they dont write.
Terus manusia macam apa gua gak jelas berdiri di tengah2 kedua itu.
Ya, gua hanya pengen people see whats going on through these days.
Emang agak susah juga sih publish cerita2 gila (cerita Dobřany, Antica dan Guru Village belum gua publish kan?), that Javanese sense of "Mikul Dhuwur Mendem Jero" (talk of good things, hide the bad ones) emang agak susah dilibas.
But I have that killing sensation to just click "Publish" di post-post soal kegilaan ini.
Hrh, susah juga.
Trying to be honest is just not that easy.
Some one very close to me always say "jangan boong, cukup gak usah kasih tau. Gak Perlu semua orang tau semua hal. Kalo gitu kan gak boong itungannya."
Ergh, but it also hinders people from facts!
In this case gua pengen banget, pengen banget kasih tau banyak hal, as always sih sebenernya, gua selalu pengen jadi story téller yang baik, seperti halnya pas gua ngajarin anak2 kelas gua Sejarah back in Jakarta... Its always my joy to do, because its an art of story telling.
Sekarang gua ngerti yang Art Spiegelman atau Joe Sacco alamin...
Those two great story tellers. They just want to give out facts, but yes,
To tell truth is always not easy as it seems.
Gua ngerti sekarang gimana si pemenang Pulitzer itu (gua lupa namanya, tapi yang pasti doi foto anak Afrika yang busung laper, lemes sendirian, terus asa burung bangkai di dekatnya) mati gak sampe 2 bulan sejak foto itu.
But the difference, they all tell someone elses story. Dan gua menguak tábir 1 tahun gua sendiri.
Sebagai permulaan deh.... This is how my truth seems like:
Gimana lo memandang seseorang yang sudah menenggak some of the best Pilsner beers (and not just sekali!), some Hungarian Wines, crash into some unknown parties masih berharap biar minggu depan ikut Solat Ied somewhere di negara ini, dengan salah satu alasannya...fór the sake of meeting new people and see how the minority works their daily routinity in this land.
Munafik mungkin?
No, its not.
Bisa dibilang itu cuman alasan, ngeyelan, justifikasi, but no, percaya sama Alláh dan persoalan Bir ini berbeda.
Bisa jadi gua balík ke Jakarta gua dibabat orang2 yang bersorban putih Yang menggilas jalanan Jakarta malam, bertakbir sambil menyerang orang2 yang dianggap "gak pantes" atas nama agama, karena salah šatů dari mereka somehow baca tulisan ini.
See? For principles and opinions on things, Its always simple for the one who experience, but complicated to explain for those who not.
Such is the Truth of life I guess.
Dan gua bakal tetep continue doing this. I experience my own life.
I want to know all. Dari kehidupan malam Eropa sampai ketaatan ibadah mereka yang menjadi minoritas,
menantang asumsi dengan mata kepala sendiri.
Prove them With your own eyes, Choose the With your own will, bukan karena sekedar "diajarin bokap" "kata2 guru SD gua".
Sehingga gua tau apa yang menyebabkan sesuatu menjadi buruk, sesuatu menjadi baik. Right to the core of it.
It is the hard way of learning.
I bet out of hundreds of people I know, orang2 yang menentang metode dan hal2 yang gua sengaja lakukan ini mencapai angka puluhan, bukan cuman belasan.
But those who force themselves into such unconventional way will usually come out of it as those who made their marks on world history.
Atau setidaknya....
Made their marks on the lives of people around them.
On the lives of the people they love.
Dan ketika hal itu kejadian.... Gua tau gua sudah mencapai keinginan hidup gua.
Distribute happiness amongst people.
Happiness ga selalu berarti enjoy, relax, party.
Tapi juga ketika lo jadi orang yang lebih baik karena termotivasi orang lain yang lu Anggap panutan di beberapa sisi kehidupan saja....
Itu juga kebahagiaan.
Well, kalo lo bisa mengerti apa yang gua coba sampaikan di tulisan gua kali ini, Alhamdulillah...
At the end, I believe God always see us, and God always let His servants to be better in their own ways.
Karena tiadalah sebuah kaum diubah Sebelum mereka berubah sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar