Rabu, 30 Oktober 2013

The good side

Dapet placement di desa macem gini, awalnya emang seru, lakuin hal macem2 yang belum pernah sebelumnya. Tapi seiring perjalanan, kurangnya kesibukan emang bikin bete. Seperti yang gua pernah sebut di posting gua sebelumnya.

Paradox kedua gua mulai dateng, ketika Podzimní Prázdniny alias Autumn Break dateng - awalnya biasa2 aja sih, toh hari Minggu Dan Seninnya gua jalan2. Its a good break dari rutinitas sekolah yang lo 80% gak ngerti apa yang lagi diajarin hehe.

Tapi setelah Senin berakhir Dan Selasa dateng.... Rupanya lagi2 that Jakarta people instinct yang pengen selalu ngelakuin sesuatu bikin gua agak sumpek juga men.

Baru saat itu gua ngerti kenapa temen2 gua yg di Praha ada yg bilang "If we are not meeting more times this holiday, Im gonna die because of bored."

Kalo di Jakarta gua punya banyak hal yang Perlu dipikirin Dan di jadiin sesuatu kalo lagi puncak2nya nganggur - sekedar jalan ke entah kemana pasti ketemu someone, Ada ajakan nobar yuk mari disambangin, or at least cari di Internet denger2 Ada warung or restoran murah enak ayo dijajal bareng si Mas.

Kalo di post gua 2 minggu yang lalu itu gua merasa nganggur karena belum punya kerjaan, ini emang gak Ada kerjaan; libur bro! Dan ini bukan libur sekolah panjang - every one continues on their routinity.

Mana matahari gak bersinar, malah awan and angin yang dingin.... Gak bisa lari Buat sekedar buang waktu dengan cara yang sehat haha.

Tapi ternyata, this turn out to be just another way of how God over there, meyakinkan gua kalo emang tempat ini, keluarga ini - really is where I should belong selama setahun ini.

Ketika gua kira gua udah ngelakuin banyak hal baru, yang kalo lo denger looks like a very much farming life - metik apel, manen rumput Buat makan hewan, manen jagung, cari jamur, cari kayu, ternyata masih banyak hal yang gua belum lakuin.

Doing new things are cool, always, lebih lagi kalau bareng sama ahlinya.

Kemarin lah gua melihat how keluarga di tempat ini, Dan kurang lebih di desa2 Gede Bangsa Tremosna juga, still do 90% of their things on their own, bukan cuman sekedar urusan rumah atau makan, tapi juga some things fór the house kayak bikin rak Buat storage makanan kalo winter - kalo di Jakarta di rumah Ada mas Eko our handy man ketika si Mas lagi pengen bikin sesuatu baru kayak box kayu simple yang bisa jadi meja, atau kursi kayu panjang Buat selonjoran, disini, our handy man, adalah si Táta alias bokap sendiri.

Gua udah tau kalo di rumah gua Ada basement yang Ada 3 ruangan - tempat simpen kayu, tempat Gede nyimpen pohon and buah Dan segala macem hasil dari kebun kalo lagi Ada Mrznout alias serangan udara beku, Dan satu lagi, some kind of workshop, gudang tempat bikin macem2 - kalo sering nonton film amerika pasti liat lah rata2 bule punya tempat di basement ato biasanya juga deket garasi rumah, tempat alat2 motong kayu Dan segala macemnya disimpen, Buat kalo lagi mau bikin sesuatu gitu.

Tapi tempat yang ke 3 itu jujur gua belum pernah melakukan apa2 disitu.

And yesterday we went doing things there - bikin rak Buat storage makanan winter.
Ternyata kalo lo punya alat2nya dan bisa ngukur dengan bener, pekerjaan macem itu gampang; pake tukang jadi gak jaman sama sekali.

And alat2nya juga cuman simple doang kok! Only With páku palu gergaji penggaris dan amplas kayu, yang agak mahal Paling cuman beli balok kayu yang mau di potong2 saja... Because emang butuh alat yang bagus Buat bikin balok kayu yang bisa dibikin barang, bukan cuman buat dibakar...

Kalo ngukur, emang si Táta punya gelar Engineering di tangan sih, jadinya doi emang udah tau, kalo motong pasnya dimana, bagian tembok yang mau di bolongin Mana yang pas biar gak Kena kabel listrik - well, he designed this house! Kayak attacking midfielder yang udah punya instinct harus kemana kalo di sayap kanan Ada yang siap ngasih "segitiga" alias through pass, atau pemain2 bultang yang jumping smash udah gak Perlu tenaga gede, doi tinggal suruh gua ngukur ini-itu, langsung tau Mana yang pas Buat di paluin dst, dst, dst....

Gua kepikir, bener juga, kalo temen2 gua yang di Praha atau Brno gitu, Mana mungkin keluarga mereka masih bisa ngelakuin hal macem begini...

Emang hal ini mungkin udah gampang n biasa Buat orang disini, but hey, fór someone who experience new things, hampir semuanya selalu keren. Awalnya mungkin gak terlalu excited, tapi begitu lagi ngerjain, ya, that curiousity inside the mind, yang bilang "masa begini aja lo gak bisa, Kan? Ayo lah..." Selalu bikin gua pengen ngelanjutin sampe akhir, Dan baru abis itu, segala capeknya kerasa....

Like when yesterday juga, kita motong kayu; well, gua udah sering motong kayu sih, tapi kali ini běda, kali ini bener2 kayu gelondongan yang gede2.

Dan the first time gua megang kapak yang Gede Dan berat yang biasanya cuman di pake si Táta, gua agak serem juga, gimana kalo gua kebablasan motong kayu ato malah lebih parah....
Gak Keňa kayu sama sekali, Dan kapaknya kelempar ke....

Barang penentu masa depan gua?

Anjooor. Pret. Cuk. Serem!

But after the first strike, the fear is overwhelmed by the enthusiasm - ya, like I said.... New things, břings something different to the whole brain, ya, Dan dengan cara yang sama, ribuan orang belajar hal2 baru yang turns out ujung2nya malah jadi hobi mereka or Even karir mereka; tapi di sisi yang lain, ribuan orang nyoba hal2 "baru" yang justru bikin mereka kecanduan, Dan bikin hidup mereka Gagal.

Ah, psikologi, kalo pendidikan jadi psikolog gak bertahun2 kyk dokter pasti gua udah mau ngejar itu! Haha.

Anyway now I feel better, and ya, memang gua jadi sadar, kalau semua dilihat dari sudut pandang yang berbeda, yang dicela bisa jadi disyukurin, yang harusnya disyukurin bisa jadi malah dicela.

Thats why, live the moment you live in.


Senin, 28 Oktober 2013

Disentuh

Gua baru bangun. Literally ini gua bangun Dan langsung kesetanan ngambil iPad Buat nulis.

Because I dont happen to feel such things frequently.

Ada apa bu? Well... Begini. Ini bakal agak galau sih. Just be ready.

Kemarin gua tidur biasa saja, udah capek seharian jalan2, Mana hari sebelumnya gua cuman tidur 5 jam-an gitu padahal baru balík dari Praha, singkat kata, gua capek kayak kam.....pret, although emang dua hari kemarin itu seru, but still, when finally I got down to my bed malem2, rasanya....

Surga

Gua tidur, gua gak ngerasa mimpi apa2 sampe di ujung tidur gua....
Gua kebangun dengan cara yang Paling sakit.

Bukan, bukan sakit di badan kayak kalo gua ngegelinding ke lantai.
Tapi sakit di sini, di dada.

Gua cuman bisa nginget seseorang manggil nama gua, Ada beberapa hal disitu but I wont tell you - too private. Suara itu makin kenceng sampe akhirnya gua kebangun.
And what I did, justru slowly bales balík apa yang terjadi itu; gua manggil nama doi.
And unconsciously somehow tears dropped from my eyes.

All happened so fast kurang dari 3 menit mungkin, sampe akhirnya gua bener2 sadar.

Men, what the hell was that?
Ini jam berapa sekarang? Gua tidur berapa jam?

Jam 6, kata iPad gua, well ok, 6 jam, although gua pengennya lebih.
I tried to sleep again tapi rebek, susah, I think and think again About all of this.

Apa yang kira2 terjadi sama doi? Kenapa gua tiba2 ngerasain hal itu? Why me? Why now?

Kan, sudahlah, itu cuman mimpi di ujung2 - she is ok...

No way....

Gak usah dipikirin....

And Even now gua masih mikir...

...

SATU (One) postcard project *English version*

http://m.youtube.com/watch?v=ACY0g3OCte4

Ok guys, I know I made the video with Indonesian. And somehow my video editor App doesnt want to give the subtitles features because its free (I hate free apps With in-App purchases!)

So then, to make u all know About whats going on in my video. Lets get down to the whole story, lets put my video into written words.

Ok, Lást week I received a postcard from my friend who is in Hungary.
She is also Indonesian and also in this AFS year programme, and more over, just like me here in the Czech Rep, she is also the first Indonesian from AFS programme to go there to Hungary,

Pioneer Single Fighters, as we always said of each other.



Now, I myself, somehow feels inspired that I should also send such a thing like postcard to my friends too. but as usual, this is Muhammad Arkandiptyo, this is the boy who hates mainstream things and always wants to stand out in something different, not always better, but definitely different.

Just sending postcards is too mainstream. Anyone can do it, just buy a postcard, buy a stamp, write and there you are!

So I rethought and rethought what should I do to make my postcard speciál? Well, I cant draw good so I cant Even hope I can make one out of sketches; it may well be that my postcard will only be a cartoon of stickman then.

At the end, I come up With that finál idea.
Print my own photos and make it a postcard.

At first it looks good but its still not so different - I mean, good photographers all around the world can do it, and even those who Even only took selfy photos can do it too as long as there is Computer and Good Printer around the place they visit or they live in.

At the other side of my brain, I also must count of a way so I can get the best out of my limited budget here - well actually I do have some money, but honestly I want to save it until the end of the year so I can get the best out of my planned EuroTrip!

Finally, the inspiration come, one best way through all of these -

It still is based on the original first idea; print my own photographs and send it as post cards, but each person I send, will only get ONE POSTCARD, only ONE TIME throughout this whole ONE YEAR of my stay here in the Czech Rep. (Ok, this one is a financial reason), but to spice things up, here is the big deal -

Each person will get uniquely ONE PHOTO, no photos will be the same! 
And my short letters, will tell About ONE STORY, each people will have a different story written in their postcards - because in each postcard I will write a smáll story behind the photos that I take; why do I send that particular Photo to you? Whats interesting About it? What makes it so special?

And like in the old days when each letter and postcard is so personal and is only send to speciál people in speciál times, well, you cant guess when Im gonna send your postcard! It may happens like this- I know you really want to see a snow or know more About European winter, well, I gonna wait until its winter so I can take a Photo About it! Or perhaps you really are curious about European Football match, well wait until I watch one that is good!

Keep guessing when the letter will come, well, I tell you - it is one thing that brings the feeling of the old times; not knowing when its going to come, just guessing and believing somehow it will come.

I hope through this medium I can also bring a different experience to you - remembering the ages when Internet and Telephone was not there, where faith and belief are your only loyal friends to keep love and longing on track. Something that may be rare in a modern world where everything change so fast, and where the distance of thousands of kilometres can mean nothing.

Lastly, Top it off, at the end of the year I will (hopefully be able to) collect all the postcards, although I know maybe not all will be recollected since its possible that when I come back to Indonesia, some of my friends may already be studying in a University somewhere far away, but I am sure I gonna collect like 80% of them, and from there I can see back through the year, all the little things that makes this one year, really became the year of my life. One story made up of Tiny little things in simple postcards.

So wait fór it!
ONE postcard
ONE person
ONE time
ONE year

ONE Photo
ONE story

:D


SATU Postcard Project

Masbro mbaksis, sebenarnya ini agak sedikit telat (gak telat2 amat sih baru release 2 hari) tapi gua pengen publish soal project gue.

Project yang agak antik.

Disini gua cuman bakal ngasih link, karena gua bakal kasih detailnya nanti di posting yang pake bahasa Inggris.

Why? Krena gua cerita ke temen2 gua disini, tapi kan gua bikin ini video pake bahasa Indonesia.... Harus ada pendamping bahasa Inggrisnya dong....

So here it is,
Muhammad Arkandiptyo proudly presents
SATU - A POSTCARD PROJECT

http://m.youtube.com/watch?v=ACY0g3OCte4

Gasing

Dah lama ya gak nulis....
Haha appologize me! Rabu kmarin sibuk banget mesti nari di Kladno, terus nginep di Praha, capeeeeek banget. It was exhausting.

Tapi berhubung Minggu ini libur panjang karena si Ceskoslovenskych Samostatnehov Dne (kemerdekaan Cekoslovakia) + Podzimni Prazdniny alias libur musim gugur, yuk mari tancep Gigi 5 lagi buat nulis.

Analogi gua kali ini adalah gangsing or gasing.
Mainan kayu ini udah dibikin berbagai macem versi modernnya, one of them, gua masih ingat banget jaman gua kelas 2-3 SD; Beyblade.

Gua inget2 tentang gimana si Mas nyeritain gaya fisika yang terjadi, although gua gak sadar pada jaman itu bahwa yang namanya "sentrifugal" itu bagian dari gaya fisika, masih kemudaan, haha.

Gimana, tergantung dari kecepatannya dan kekuatannya si mainan ini disambetin ke tanah (gak tau itu bahasanya bener ato gak ya), mahluk dari kayu ini bisa bergerak makin cepet, makin balance, makin lama muternya sebelum jatoh, dan itu juga berarti, paling bisa bertahan dari serangan gasing-gasing lain.

Thats possible karena si gasing bisa "berdiri" dengan keseimbangannya.

Kembali menuju tahun 2013 di Tremosna yang mungil di utara Plzen ini.

Beberapa hari yang lalu gua dapet nasehat lewat Line (thats an instant messaging app, kalau misalnya belum tau) dari seseorang yang sangat dekat dengan gua, seseorang yang kalo orang bilang, harus lo taatin biar masuk surga.

"Kontak sama orang2 Indonesia lain di Praha dibatasin ya."
"Nanti di rumah pada ngira kamu gak mau bergaul sama orang Ceko."

As usual, gua bukan orang yang bakal say "Yes Sir!" Di putaran pertama pembicaraan.
"Why? Mereka ngirim email ke Jakarta?"

"Gak sih, cuman sensi nya aku aja."
"Jaga perasaan aja yang penting."

Hm, kata2 itu bikin gua mikir lagi sih. But I dont know, gua merasa masih punya alasan yang pingin gua lontarin tapi entah itu apa. I still disagree.

"Kondisi kamu sekarang orang yang mau belajar budaya Ceko."
"Beda kalau nanti misalnya kuliah, kamu orang Indonesia yang merantau."

Dan di situ lah, alasan gua tercetus....
Tapi sengaja gua gak bales dengan alasan itu, I just Said "Hm.... OK". Lebih baik membuktikan saja seiring jalannya waktu dengan metode yang ada di kepala gua.

Emang bener misi gua, kalo emang misalnya "misi" ini mesti didefinisikan, ya belajar budaya Ceko, nyatu sama all the family life and school life and so and so and so.
But so far semuanya berjalan lancar kok selain soal bahasanya (yang itu jangan di tanya).
Memang di awal2 jujur gua masih belum bisa meninggalkan ke-Jakarta-an gua dalam hal terpaku sama gadget buat contact via any messaging services possible. Tapi sekarang udah beda....

Masih tetep jadi salah satu orang di grup Line yang paling sering ngoceh sih, tapi gua udah mikirin jam2annya - kalau lagi bareng makan gitu, anti banget nyentuh iPad, haram. Tapi nanti di kamar sebelum tidur atau Abis bangun (berhubung tiap hari gua pasti bangun paling pagi sendiri) bolehlah mainan dan menyapa temen2 gitu.

Ya, I Never really change my whole scenario, I just Add in new things and make space for old things. Hal yang sangat Indonesia banget apalagi kalo soal transportasi umum.
Dimana kalo di Metro Mini atau Kopaja atau semacemnya, kalo masih belum full, orang2 berdiri disuruh duduk biar keliatannya si Metro itu gak penuh, dan yang berdiri kalo semua udah full kursinya digencetin ke tengah biar makin banyak orang yang bisa masuk, kejar setoran Cuy, kalo kata si Mas Knek.

And not even di Metro mini, Busway aja juga masih begitu, Kecuali di koridor 1 yang emang bagus banget sih kerjanya para "kondektur" (ini juga gua gak tau kata yang bener apa) yang jagain di pintunya.

Sementara disini, ya gak usah maksain kalo emang udah full, tunggu bus atawa Tram berikutnya saja!
Dan even di kereta jarak jauh bangsa Plzen ke Praha, kalo di satu kompartemen, walaupun orangnya cuman ber3 didalem (satu kompartemen isinya harusnya bisa 6 orang), tapi mereka semua lagi pada tidur, ya jangan diganggu! Dudukin tas di lorong kereta juga boleh kok! Asal di ujung gerbong yang gak ngalangin jalan.

Sekedar intermezzo, balik ke soalan awal.

Other than that, yang lebih penting dari sekedar "fokus belajar budaya Ceko", for me personally, is to create friendships that may serve as a connection in years to come; gua selalu inget petuahnya si Mas - temen itu kayak investasi jangka panjang... Mungkin yang kerasa sekarang kalau punya banyak temen ya cuman bisa haha hehe sama macem2 jenis orang, tapi later in your life, lo bakal bisa dapet lebih banyak bantuan, which Will matter especially di hal2 yang penting, dan hal2 yang seru juga.. Dengan temen gua nge hemat budget pernikahan gua, dengan temen gua tau tempat2 seru buat jalan2, everything....

Dan buat manusia Jakarta yang kalau dikatakan dari kaca mata orang Ceko, sangat sosial. I find it no big problem to balance such things here, jujur, di Jakarta kadang2 or mungkin seringkali gua maksain untuk bisa ikut macem2 hal sama berbagai kawanan temen yang beda2, sampe akhirnya kewalahan.

Untung belum pernah sakit parah gara2 schedule gila gitu sih, karena gua masih sadar diri apalagi kalo soal badan, kalau abis hang out malem Minggu sampe malem banget terus besok paginya begitu bangun kerasa agak gak enak, ya terpaksa gak usah CFD atau semacemnya....

Kalo badan lo sakit, lo malah lebih lama nunggu di kamar sampe sehat lagi, malah Lose time you can spend with your friends and such.

Disini, karena jadwalnya gak ekstensif juga sih, its even more easier to keep everything on balance.

Jadi,
Kalau misalnya selama satu tahun ini gua gak cuman dekat sama keluarga or temen sekolah gua,

Tapi juga sama manusia2 Couchsurfing di Kota gua, yang asalnya dari berbagai belahan dunia, yang selalu curious denger cerita soal belahan2 dunia yang lain dan excited untuk nyoba or dateng ke hal2 yang baru.

Juga sama anak2 AFS lainnya juga, tentunya, u need not say They are irreplacable.

Sama orang2 Liga Badminton yang, jujur, althoughh umurnya udah jauh lebih tua (yang paling muda 29 tahun bro), tapi selalu excited buat main 3 game even though gua sering kali udah capek duluan.

Sama si mbak2 dan mas2 di restoran Vietnam yang saling bikin gua ketawa dan mereka sendiri juga ketawa - gua ngajarin bahasa Indonesia dan mereka ngajarin bahasa Vietnam; untuk you listen, mereka coba ngomong "aku gak ngerti!" Nanti pasti ngerti kenapa gua selalu ketawa. Dan selalu ngasih sumpit n sambel gratis :D

Sama si orang India yang akhirnya memilih Settle di Plzen setelah sebelumnya belajar di Singapura dan kerjanya antara Singapura dan Jakarta, yang akhirnya buka bar shisha dan restoran India, yang although dia ngaku sekarang bisnisnya lagi kurang lancar setorannya, tapi dia selalu optimis dan come up with an idea dengan koneksinya yang banyak banget - be it an african night, workshop perkusi, workshop tango-salsa, atau apapun itu, hampir setiap Minggu selalu ada acara menarik di GuruVillage.

Or even sama si mas2 di kereta yang tiap hari nge scan kartu kereta gua, dan our conversations cuman terbatas 2-3 kalimat tiap kali ketemu.

Atau si DJ Amerika di Praha yang ketemu gua baru sekali unaccidentally di Metro Praha, tuker cerita soal musik2 dari seluruh dunia, dari gamelan yang gua selalu seneng, sampe perkusi afro dari tempat tanah leluhrnya.

And juga, manusia2 Indonesia lainnya di Ceko, yang should I say, 70%nya ada di Praha, sisanya di Brno dan sekitarnya Kecuali si bocah sesat ini yang nyasar ke Zapadocechy (western Bohemian sendirian), but still Share the same Indonesian attitude, lebih lagi kalo lagi ketemu dan jalan bareng. Even though beberapa dari mereka udah netep di Ceko for more than... 15 years.

Kalo semua bisa jadi temen lo, diatur, gak maksain jadwal, dan tetep contact sama temen2 sekolah n keluarga di rumah (yang disini maupun di Jakarta!)

Why bother?
Kenapa harus jadi masalah?

Ya, seringkali gua debat dengan dua manusia yang nungguin kedatangan gua balik ke Jakarta itu, seringkali gua kalah dan gua sadar mereka bener, bahwa emang pemikiran gua belum mateng and masih sering gegabah, typically Teenager, puber banget.

But this time, I believe my thoughts should not go astray from its original road that I set by myself.

Gua yakin opini gua dalam hal satu ini, bakal tetep efektif buat sisa 8 bulan disini.


Dan tetap, seperti sang gasing yang tahan banting dan menjaga keseimbangannya, tetap menjejak tanah....


Yap, whatever I say and act, I Will always remember you all :)

Minggu, 20 Oktober 2013

Passionately Struggling

Buat sebagian besar orang, sesuatu yang susah rata2 bakal bikin bete, frustasi, bahkan stress yang bisa bikin lo tertekan. Cuman segelintir orang yang bisa ngejalanin fase2 sulit, dalam hal apapun, dengan keyakinan kuat dimana lo bisa sabar ngejalaninnya. Yang namanya filosofi Kabayan yang "tertawa ketika Ada tanjakan, menangis ketika Ada Turunan (bukan diferensial yah!)" mungkin cuman si Kabayan sendiri yang ngerti.

Dan kesabaran itu dibarengin sama Adanya harapan bahwa di ujung lo bakal nemuin solusi yang pas.

Tapi gua pengen nanya, ada gak yang ketika ketemu hal sulit ini malah seneng, memang bikin capek otak Dan badan, tapi seneng, karena hal sulit itu pertanda lo masuk sebuah level yang baru.

Buat anak2 yang doyan dolanan game pasti ngerti, rasanya akhirnya bisa ngelewatin level yang susah banget (no cheat thanks!), tapi euforia itu biasanya sesaat, karena abis itu level yang lebih susah ini bikin nyawa frustasi mulai dateng lagi.

Gimana kalo euforia itu bertahan berminggu2?

Ya, strangely ini adalah feeling gue 3 minggu terakhir ini. Setiap Minggu sore gua bertemu dengan hal sulit yang baru, yang kadang2 sulit banget Buat gua yang badannya gak lentur Bangsa Ghibon gitu.

Itulah yang terjadi di Dance Class gue Tiap minggu.

Makin láma makin susah, Dan makin bikin gua capek, honestly minggu ini akhirnya gua full basah keringetan untuk pertama kalinya di Dance Class ini, basah kayak kalo gue main bola full 2x20 menit. Sampe2 gue merasa butuh shower langsung abis itu.

Tapi gue selalu optimis Dan excited. Why?

Honestly I feel like getting one little step closer to what I have been imagining since pertama kali kenalan sama yang namanya So You Think You Can Dance di AXN, sejak Mas minta pasang parabola pas gua kelas 6 SD... 2008, inget banget.

Doi pengen nonton bangsa2 HBO gitu, kadang2 ke AXN juga, eh ketika gua nonton SYTYCD nyantol lah minat gua dengan genre dance yang šatů itu - kontemporer.

Elegan, anggun, rapih, walau gak seformal balet.
Perfect for interpreting lyrics inside a song, walau gak se musikal Broadway.

Dan sejak saat itu, ya, gua nari aneh2 mencoba meniru.
Ya, cuman "mencoba", yang ga Ada mirip2nya sama sekali kalo gua liat balík sekarang. Gua pengen ketawa malu, nginget masa2 gua nari pas nunggu pak Ahong Buat ekskul gitar ngikutin beat (Dan kadang2 diliatin!) kakak-kakak Lamuru yang jaman itu gua belum kenal pas kelas 8, ato pas gua break down menggalau di kelas 10 Dan 11. Or ketika gua pikir gua tinggal orang terakhir di sekolah pas lampu udah tinggal dikit yang nyala, tiba2 Ada yang ngeliat gua mencoba nari yang mungkin dari jauh cuman keliatan kayak loncat2 gak jelas kayak orgil.

Langkah gua emang masih jauh, but that feeling of having something new everytime makes me overwhelmed, jujur. Buat gua ini juga pengalaman baru ngerasain optimisme tinggi banget ngeliat tantangan macem ini, běda dengan selama gua belajar bahasa Prancis; gua belajar bahasa Prancis dengan target jelas: DELF (Diplome Etudiant de la Langue Francaise) B2, batas minimum kalo mau kuliah pake bahasa Prancis yang konon katanya murah banget. Tiap kali Ada hal susah, gua selalu inget impian gua, boleh dibilang, gua optimis, tapi gak totally excited.

This time, its different...

Dan gua harap semangat kayak begini bisa gua tularin ke aktivitas2 lain gue, or Even kalo perlu keseharian gua.

And then, if God allows, to other people as well.

Senin, 14 Oktober 2013

Clarification

Sometimes life throws you curveballs in the most unanticipated time possible.

Imagine di hari Minggu yang cerah, dimana lo senang lo udah sober, udah sadar.
Dimana lo seneng lo bisa contact lagi sama yang di Jakarta.
And moreover, karena lo mulai belajar Passos di kelas Dance lo - susah emang, but finally I start to dance like in those reality shows hahaha (masih jauh banget dari Nappy Tabs sih)

But after that you need to think around your brain, jungkat jungkit balík muter otak ketika lo mendengar sebuah vonis.

Ketika gua bertanya soal apakah boleh gua ke Praha untuk solat Id, well, all at home cant answer. Gua ngerti sih, its their first time With such thing like these dan memang mereka juga ga ngerti kan. Wong ateis. Mereka sih support2 aja tapi ujung2nya they ask kantor yang di Praha soal macem begini.

Mungkin karena mereka gak ngerti Dan ngejelasinnya kurang jelas, the answer adalah...

I am not supposed to go there, the priority of the program is school and not other actions.

Jadi begitulah, mereka nurut opini itu Dan gua sampai sekarang belum dapet izin ke Praha.

Ini yang menarik, kenapa disini Ada kata "Action".
Di bahasa Ceko, "Action" adalah "Akce".

Dan biasanya kata itu disebut untuk menyebut event macem pagelaran budaya, konser musik, nonton film, atau semacemnya.
Boleh dibilang kata yang tepat untuk mendefinisikan "Akce" dalam bahasa Inggris bukanlah "Action" tapi "Event" atau kadang2 "Festival"

Masalahnya itu lah bagaimana manusia2 di rumah mendefinisikan Idul Adha, "Islámské Akce", jadi mungkin konotasi yang ditangkep adalah perayaan yang kurang lebih adalah event Budaya.

They are not wrong, because they never know something like these.
Tapi gua gak bisa diem juga.

Dan hebatnya hal itu harus gua sadari di Minggu malem kemarin, padahal Lebaran Háji besok.
So I take things into my own hands, Dan selama nunggu kereta di stasiun setelah kelas Dance sampe kereta itu berhenti di Tremosna, gua muter otak nulis surat langsung kepada para pengurus di Praha...

Until I finalise it, dalam kurun waktu 30 menit, and it sounds more or less something like this.

Dear Monika,

I have heard from my mother your opinion regarding my permit to go to the Islamic rituál in Praha that stated that I should not be supposed to go there because of the baseline of the program in which I must attending my school.

I understand very much the importance of such things, that to keep things right on track should be a priority fór anyone who participate in any kind of program, be it a student exchange, or even simply a working project.

I may have not known if there had been another one before me who asked fór such a permission such as these, but all I know it is the first for the Brotankovi (keluarga gue). And as perhaps she may havent conveyed the right message and information to you, I am taking my liberty to write to you on my own initiative, to explain the importance of such a ritual fór me and fór other Muslims living in the world. From the point of víew of someone who believes on the values it carries. And also to hopefully convince you that it is not a simple "Akce", as my mother always interpret it here, but something of great importance.

This feast, Idul Adha, only comes once a year where we celebrates some kind of sacrifice that dates back for thousand of ages, in which we should remember God the Almighty and also to maintain our good relation in the society in which is symbolized and realized by the massive slaughter of cows and such by the rich and well-offs, and free sharing of it to the poor, accompanied With the prayer.

I know I myself may not be a good Muslim, but I still believe in things like these, in which I myself would feel really guilty if I miss such an occasion. Because I have been through it once, I miss once my Id prayer and it was not intentional, but still there is this kind of guilt I felt. 

The kind of guilt of not being able to fulfill Even your own belief.
here I have time and all the things and facilities available to do this ritual, and therefore I feel like wasting my time to not do it. And so too that I already know how should I get there, where will I do it, and all the things necessary About tomorrow.

The feast will take place tomorrow October 15th.
I already have a plan that I will take the train from Plzeň at 7:08 and get off the train in Praha-Smichov, because I plan to do the prayer With my fellow countrymen in the Indonesian Embassy which is in Nad Budankami II, near Kotlařka.
The prayers will start at 9 and should be finished at About 11.30, and then I can still have enough time to catch the 12.00 train back to Plzeň.

My decision to go to the Indonesian Embassy is merely just because of Practical reasons, because truthfully I would really like to meet other Muslims from other world in Praha, where they will have Idul Adha prayer in Praha-9, while my train will just reach Praha Hlavní Nádraží by 8:45, and that would be too short of time to reach them.

If you would like to compare, most of my Indonesian Muslim friends who also go fór AFS program this year, be it in USA or other countries, they also plan to go to the prayer that day in their respective places, Which may be hours away from their home too, but we are willing to do it, because we believe on its importance, and they also are granted permit by their families, their school and the local DOS coordinating them.

So I hope that you may be convinced that not only it is of a great importance fór me, but also that I already plan in advance the best choices fór me in which it is to not waste time or give loopholes of excuse to visit Praha or to skupina school, that I am fully committed fór this ritual.

Thank you fór your attention and consideration.
Yours sincerely
-Arkan

Semoga cukup convincing.
Ya, Allah kan Maha Penyayang lagi Maha Sabar....

Kamis, 10 Oktober 2013

From Ori With a (crazy) dream

Gua inget pas gua merangsek masuk melewati perbatas "in restoration" di Bagian paling dalemnya Angkor Thom, Angkor Wat.
Ketika itu ga Ada orang yang ngeliat gua Dan si Mas disitu.
Tangga batu yang sangat kecil nan curam itu kami daki, cuek saja bahkan ketika Ada orang dibawah, which some of them, adalah para penari Apsara (tarian Kamboja soal Ramayana-Mahabharata).

Sampai di atas, gua merasakan sensasi hebat di mata gua - a very Amazing víew of the Grandeur Angkor Thom complex; Candi Utama di Angkor Wat. Gua merasa seperti seorang Raja; atau lebih tepatnya, gua saat itu mengkhayal sebagai utusan Majapahit ke Khmer - memandang ke sebuah kota di atas air yang megah (berdasarkan sumber2 yang gua baca) dengan pemandangan jelas menuju danau Tonle Sap yang amat besar.

You can feel the majestic and magic effect it gave to your eyes; memang seharusnya doi masuk seven Wonders.

Dan di saat itu pula gua merasakan sebuah perasaan yang cukup.... Miris, tapi lovely.

It was the first time I feel such a strong feeling.
Gua pengen mengajak seseorang yang gua sangat2 sayang untuk kapan2 dateng ke situ.

Pada saat itu, sosok yang gua inginkan untuk berada disamping gua adalah sosok yang membuat gua kesetanan untuk bisa ngalahin NĚM dia di UN Matematika, sosok yang entah kenapa, gua sebenernya udah merasa lepas dari dia, karena keinginan gua untuk menindaskan doi di perlombaan nilai NĚM itu sudah terlaksana tuntas; mission accomplished, bahkan lebih.

Kalau istilah gamenya, bukan cuman main objectives tapi juga bonus objectives yang dapet

Tapi anehnya such feelings just occured.

Gua membayangkan...
"Next time, gue ajak lo ke sini" Dan gua membayangkan senyumannya. Ramah, lucu, hangat. I floated in the air sampe ketika si Mas ngingetin, "foto bro"

Sejak saat itu Tiap kali gua jalan2 ke sebuah tempat yang menurut gua bener2 luar biasa, entah itu di Indonesia atau di luar, that feeling comes again (although orang yang gua bayangin bareng gua beda2 Tiap kali Ada 'pergeseran' di hati gua).

But you know what guys?
Kali ini gua merasakan feeling yang berbeda.

Setelah ori weekend kemarin bareng the Plzen guys, anak2 Praha dan Jihocechy (Bohemia Selatan), I feel a different kind of bond With them.
Ya, ngobrol malem2 sambil nyanyi gila2an sampe suara serek gak ke tahan, bagi2 cemilan dari negara masing2 (oh, míe kremes Thailand, I love u so much! real špice!), main poker sampe ga tau jam berapa, mandi di tengah malem.... All crazy things....

Dan tentunya juga curcol2an, sharing stories that mírrors each other in ways that are similarly different.... (paradox time guys).

When before I felt like visiting a place WITH someone
Sekarang
I feel like planning a visit TO someone.

Ada ide gila tercetus di kepala gua.
Somehow someday gua akan bertemu anak2 sakit ini di rumah mereka. In their countries.

Simply just asking them how they are after all the years. Bertanya2 siapa menjadi apa.

Ya, it is a crazy idea.
But I will embrace it.

Who knows our dreams will come true?


Selasa, 08 Oktober 2013

Neighbor stories always seems better, ale pravda je lepší (but truth is better)

Ya, cubitan kecil.

Gua right now sedang Bosen karena got nothing to do di kelas Češtinu (bahasa Ceko) yang gua ga ngerti sama sekali, Dan ya, because of the wild wild Plzeň-Praha-Budvar Orientation Camp, headset gua ilang. Dammit, ga Ada lagi penenang jiwa. Cuman bisa puter lagu di kepala.

Walhasil gua searching2 lah di Google (oh iPad you really are my saviour).

Awalnya searching absurd, mulai dari tempat-tempat di Eropa yang gua bakal kunjungin next summer (Aminnnn) sampe akhirnya.... Cari2 blog orang lain.

Blog2 dari manusia2 sepenanggungan, yang sama sama terdampar šatů tahun di negeri orang, di berbagai bahasa Dan berbagai negara, mulai dari tumblrnya Vaňka, blog seorang anak Bule yang sekarang Ada di Bandung, atau wordpressnya anak Amerika yang sempet tahun lalu dapet tempat di sudut kecil Moravia nun jauh di ujung lain negara ini.

Somehow Ada yang.... Aneh.
Everything is so fine, everything is so good - I can see the honesty but also.... Mostly none of them write About wild things, or gaya bahasa yang se "kepinak dhewek" kaya gua.

Most of guys talk About new experiences that may be just ordinary fór the locals atau dalam kata lain, something they never got, but its all in a positive way, in a way where they see their year as a time where they got many new experiences that build them, that opens their eyes, that sees how they metamorphose into a better personality.

Somehow gua merasa terlalu bersalah, mungkin gua terlalu gila, mungkin.

All these weeks gua emang merasa I got new experiences too, but I still feel like si bocah Jawir gila yang nekat Dan terlalu keras berusaha untuk menjadi distributor of happiness although sering kali malah Gagal.

Blog ini pun mungkin rata2 cerita soal itu. Dibanding blog lain yang seakan2.... Place the writers in a státe of positive change.

Lo bisa liat, manusia2 yang emang gila Dan crash all the parties, they dont write blogs, just enjoy the life.
Dan manusia2 yang nulis blog rata2.... Anak2 baik, although some of them also write and experience  parties but they "soften" it up, I believe there are things that they dont write.

Terus manusia macam apa gua gak jelas berdiri di tengah2 kedua itu.

Ya, gua hanya pengen people see whats going on through these days.
Emang agak susah juga sih publish cerita2 gila (cerita Dobřany, Antica dan Guru Village belum gua publish kan?), that Javanese sense of "Mikul Dhuwur Mendem Jero" (talk of good things, hide the bad ones) emang agak susah dilibas.
But I have that killing sensation to just click "Publish" di post-post soal kegilaan ini.

Hrh, susah juga.

Trying to be honest is just not that easy.
Some one very close to me always say "jangan boong, cukup gak usah kasih tau. Gak Perlu semua orang tau semua hal. Kalo gitu kan gak boong itungannya."

Ergh, but it also hinders people from facts!

In this case gua pengen banget, pengen banget kasih tau banyak hal, as always sih sebenernya, gua selalu pengen jadi story téller yang baik, seperti halnya pas gua ngajarin anak2 kelas gua Sejarah back in Jakarta... Its always my joy to do, because its an art of story telling.

Sekarang gua ngerti yang Art Spiegelman atau Joe Sacco alamin...
Those two great story tellers. They just want to give out facts, but yes,
To tell truth is always not easy as it seems.

Gua ngerti sekarang gimana si pemenang Pulitzer itu (gua lupa namanya, tapi yang pasti doi foto anak Afrika yang busung laper, lemes sendirian, terus asa burung bangkai di dekatnya) mati gak sampe 2 bulan sejak foto itu.

But the difference, they all tell someone elses story. Dan gua menguak tábir 1 tahun gua sendiri.

Sebagai permulaan deh.... This is how my truth seems like:

Gimana lo memandang seseorang yang sudah menenggak some of the best Pilsner beers (and not just sekali!), some Hungarian Wines, crash into some unknown parties masih berharap biar minggu depan ikut Solat Ied somewhere di negara ini, dengan salah satu alasannya...fór the sake of meeting new people and see how the minority works their daily routinity in this land.

Munafik mungkin?
No, its not.
Bisa dibilang itu cuman alasan, ngeyelan, justifikasi, but no, percaya sama Alláh dan persoalan Bir ini berbeda.

Bisa jadi gua balík ke Jakarta gua dibabat orang2 yang bersorban putih Yang menggilas jalanan Jakarta malam, bertakbir sambil menyerang orang2 yang dianggap "gak pantes" atas nama agama, karena salah šatů dari mereka somehow baca tulisan ini.

See? For principles and opinions on things, Its always simple for the one who experience, but complicated to explain for those who not.

Such is the Truth of life I guess.

Dan gua bakal tetep continue doing this. I experience my own life.
I want to know all. Dari kehidupan malam Eropa sampai ketaatan ibadah mereka yang menjadi minoritas,

 menantang asumsi dengan mata kepala sendiri.

Prove them With your own eyes, Choose the With your own will, bukan karena sekedar "diajarin bokap" "kata2 guru SD gua".

Sehingga gua tau apa yang menyebabkan sesuatu menjadi buruk, sesuatu menjadi baik. Right to the core of it.

It is the hard way of learning. 
I bet out of hundreds of people I know, orang2 yang menentang metode dan hal2 yang gua sengaja lakukan ini mencapai angka puluhan, bukan cuman belasan.

But those who force themselves into such unconventional way will usually come out of it as those who made their marks on world history.

Atau setidaknya....
Made their marks on the lives of people around them.
On the lives of the people they love.

Dan ketika hal itu kejadian.... Gua tau gua sudah mencapai keinginan hidup gua.
Distribute happiness amongst people.
Happiness ga selalu berarti enjoy, relax, party.

Tapi juga ketika lo jadi orang yang lebih baik karena termotivasi orang lain yang lu Anggap panutan di beberapa sisi kehidupan saja....
Itu juga kebahagiaan.

Well, kalo lo bisa mengerti apa yang gua coba sampaikan di tulisan gua kali ini, Alhamdulillah...

At the end, I believe God always see us, and God always let His servants to be better in their own ways.

Karena tiadalah sebuah kaum diubah Sebelum mereka berubah sendiri.

Senin, 07 Oktober 2013

Rozvrh (Schedule)

Akhir2 ini gua capek banget

Weekend Abis Ori ketemu sama anak2 Praha, terus kemarin malem dance....
Gua pengen nulis banyak hal soal Ori, saking banyaknya ampe bingung sendiri. Belum Ditambah capeknya.

Ya, capeknya gua akhir-akhir ini emang beda banget, karena gua belum sesibuk kalau gua lanjutin perjalanan menahun gua di Jakarta.
Gua sedang mencoba perlahan tapi pasti menambahkan kesibukan kedalam jadwal kehidupan Plzeň ini, Dan terbukti hal itu membuat gua sedikit lebih senang dari biasanya.

Why? It břings me closer to the feeling of living in Jakarta. Feels more like home. Just a little bit closer, but it matters.

Badminton mulai minggu ini, dance Dan bola jalan lanjut terus, presentasi demi presentasi soal Indonesia di hari-hari mendatang sepanjang bulan Oktober ini.

Emang gak segila di Jakarta yang Tiap hari bisa pulang jam 9.30, tidur jam 12, terus jam 4 bangun belajar bentar. Dimana biasanya cuman hari Minggu gua bisa istirahat, itupun cuman kadang-kadang aja karena biasanya Minggu juga diambil setengah hari sama sebuah kesibukan entah apa itu.

But somehow now the atmosphere of busy things around me put me in a mindset that is so familiar.

Bukan cuman itu, it adds up more colors to the pail of paints of life that I hold firmly in my hands, as the old pail of paints start to dry up slowly but carefully. Ya, setelah 7 minggu hidup di Kraj Sudety ini masa euforia "gua Ada di negara lain nih" mulai ilang perlahan, jadi nambahin semua kesibukan slowly ini emang Berguna banget, dimana jadinya pasti selalu Ada sesuatu yang baru Tiap minggunya.

Tapi anehnya gua merasa capek banget, bahkan lebih capek dibanding dengan jadwal gila yang gua punya di Jakarta.

Gua tau sih Ada yang namanya "shock effect" (entah itu istilah benernya atau bukan)

Itu kondisi dimana atlet yang biasanya bugar Dan fit jadi penyakitan cuman beberapa bulan pasca pensiun, dimana dia bener2 pensiun langsung, pensiun santai, bukan pensiun jadi pelatih atau apapun yang Ada hubungannya sama Olahraga.... Karena tubuhnya gak siap dengan perubahan drastis...

Gua punya living evidence kasus itu di Jakarta yang sangat dekat dengan gua, makanya gua ngerti.
Dan si saksi hidup itu tidak lain tidak bukan adalah si Mas sendiri.

Gua melihat perbedaan doi yang drastis antara Sebelum berhenti main tenis Dan sesudah....
Fór around 20 years doi selalu main tenis, sejak kerja di Irian, balík lagi ke Jakarta, punya anak bengal macam gua.... Tapi setelah doi kehabisan temen main di PTIK Tiap Sabtu sore, doi akhirnya berhenti.

Dan sejak saat itu keliatan banget bedanya doi apa lagi kalau jalan-jalan somewhere ke suatu tempat seperti yang kita berdua selalu lakukan kalau lagi pengen Dan Ada waktu libur....

He can neither walk as fast nor as far as before.

Ya emang faktor U juga sih - gua nya makin ok doi makin tuwir, tapi I can feel it; years of walking experience together makes me know how and when he is good or when he isnt.

Tapi mosok manusia umur 17 tahun bisa Keňa efek sedrastis ini juga? Padahal gua selalu lanjutin at least lari Tiap minggu....

And other than that, entah kenapa kok malah Ada sebagian otak gua yang merasa gua gak bisa mengendalikan kesibukan-kesibukan baru gua ini, padahal di Jakarta gua selalu tahu apa yang kira-kira akan datang sebulan mendatang, although itu gak berarti belajar sebulan lebih cepet sih, ujung2nya Buat ulangan SKS juga gua, tapi at least tahu apa yang akan terjadi dalam Janáka waktu šatů bulan itu membantu banget, bikin setidaknya gua gak shock Dan gua lebih kalem ketika minggu ulangan dateng... Because I know it will come and so I will not run. Just face it through.

Disini gua tahu kesibukan apa yang akan datang, tapi somehow bahkan sekarang gua baru ngerasa kok kayaknya semua ini jadi lebih sibuk dari yang dikira.... And it swept me off my stern feet.

Ada a different feeling that makes it strange, kok gua yang biasa sibuk malah merasa gak siap Buat bulan Oktober yang bakal sibuk ini.

I hope I can soon found an answer.





Rabu, 02 Oktober 2013

Poštá

"You have a letter at the post office."

Begitu bunyi sms Mami saat gua pulang sekolah.

Surat?
Surat dari siapa.....

I expected no one to send me a letter.

Gua baru mau telefon doi, dia udah telefon duluan

" Ahoj  Arkane, you read my texty?"
"Ano ano, I just read it"
"So you can go to Pošta."
"I must go there.... But where? Kde? Nevím, I dont know where"
"In Tremosna, you go the other way than Doma (rumah). There will be Parkoviště (tempat parkir)"
"Wait, you mean blízko Lidl?" (Dekat Lidl- Chain Supermarket terkenal di sini)
"Ne, ne! Farther to Plzeň road.... You can take it another day but its up to you"
"Tak čau"
"Tak ahoj"

Sepanjang perjalanan kereta dari tengah kota Plzeň yang memakan 20 menit waktu kehidupan itu gua berfikir, siapa, siapa, siapa, siapa gerangan yang mau mengirimkan manusia yang terdampar sendiri di sebuah kota kecil di utara Plzeň sebuah surat. Saking pentingnya minta gua sendiri ngambil ke kantor pos.

Gua berharap itu dari bonyok gua dengan berisikan duit (adooooh anak ini), soalnya duit gua hanya cukup untuk bertahan hidup 2 minggu lagi, after that gua cuman bisa dari sekolah pulang ke rumah Tiap hari tanpa jajan or jalan sama temen2 di weekend, no life.

Tapi gak mungkin, karena mereka sudah teken kontrak dengan gua soal mekanisme pengiriman penyambung kehidupan (re: duit) gue.

Terus siapa?
Surat dari Binabud?
Impossible banget, kalo Ada mereka pasti notify dari email.

Sampe akhirnya otak gue menuju ke Tebakan yang Paling memungkinkan-
Kartu Pos dari seseorang anak Indonesia lain yang terdampar di negeri-negeri nun jauh ini.

But who exactly will it be? Who čářes to send me a post card?
Mungkinkah anak Eropa lainnya? Atau dari seberani sana di Amerika?

Pertanyaan itu terus menjalar hingga sampai gua di kantor pos, yang awalnya gua gak yakin itu Ada di Mana karena tulisan "Česka pošta" nya Ada di sisi pintu yang lain.

Ternyata emang semua orang ngambil Surat sendiri disini.
Ga Ada tukang pos yang pake sepeda onthel, dulu, dan motor, sekarang, yang berkelana nyari nomer rumah - semua di telefon rumahnya dan di panggil Buat ngambil sendiri. Tiap desa gede Ada 1 kantor pos.

Ya, mungkin ga bakal bisa sistem macam itu di Indonesia - with 230 milion people and some village so far away, Dan di Jakarta no time enough there is fór more than 9 milion people living in it, further more With the traffic.

"Prosim vás" permisi...
Moment of truth datang, gua ngomong kata yang tertulis di iPad itu.
"Mám tady dopočení dopis, Arkandiptyo Muhammad"
i am here to collect a letter...

Doi ngomong beberapa kata yaňg gua ga ngerti, mampus.
Untungnya gua bisa nangkep kata terakhirnya.
"Doklad, už Pas"
Documents, atau maksudnya kartu identitas. Well better to give Paspor.

Setelah prosedur cek paspor, tandatangan, dan dikasih bon....
L'heure dé la vérité, c'ést la.

Ternyata saudara saudara.....
Amplop putih itu berasal dari.....

Praha.
What? Praha?

And its not an ordinary place which I can think of: gua bisa pikir itu dari AFS, atau dari Karlovy Univerzitu, tempat ane bakal manggung tanggal 31.

Ale není, tapi gak, it turns out....

Surat itu dari Kedutaan.



Selamat, Indonesia, anda hebat sekali.
First thing you gave, setelah tahu Ada seorang anak lelaki pelajar yang terdampar di negara yang jarang2 Ada orang Indonesia ini adalah....

Surat tentang Pemilu.
Hebat sekali Indonesia, first thing to remind, adalah kewajiban politik. Gua memampangkan senyum sepanjang jalan ke rumah yang sebenarnya adalah rasa ingin menahan tawa.
Tawa yang sama dengan tawa si Mas di Jakarta ketika kita berantem dikit ketika alasan-alasan ngeyel gua mulai jadi nyebelin dan irasional Buat doi.

Gua tahan hasrat gua buat buka itu Surat directly, let it until I get home, so I can read it clearly With (just a bit less) subjective perspective.

Dan setelah di rumah barulah gua bukalah Surat itu....

Hem, mainstream sih....
Kartu pemilih, šatů dikembalikan, šatů disimpan. Bersama dengan amplop kosong dengan sebuah prangko "Praha A" yang sudah tertempel. Biar gua tinggal ngembaliin kartu Pemilu itu.

Waw, begitu soal Pemilu begini siap sekali ya negara kita.

Dan Ada juga buku panduan kecil.
Gua iseng saja baca.....
Well Ada quote bagus sih disitu, walaupun ga Ada hubungan sama sekali dengan Pemilu menurut gua.



Tapi selain quote itu gua juga berhenti membaca cepat di šatů baris.
Ada nama yang familiar disitu, nama temannya temen Ibu. Personne en lieu yang gua kontak untuk beberapa hal.

Oh, jadi ini kenapa cepat sekali responsnya....
Gua seneng sih, it means he does take note of my presence in this country into his domain of work. Not only sebagai orang yang gua kontak...
Tapi di saat bersamaan gua berfikir, bagaimana dengan ribuan TKI, or not Even TKI, tapi juga mahasiswa, yang gak lapor ke Kedutaan or at least punya kontak orang didalam Kedutaan or konsulat.

They only get in touch With them ketika Ada persoalan visa, atau keamanan, atau masalah legal lainnya, yang biasanya hanya terjadi ketika Ada masalah - atau dalam kata lain mereka lah yang harus memulai kontak, bukan Kedutaan.

How many Indonesians havent had their rights and obligations given in the right place just because they live outside the country and they havent got any contact With our Representatives in the foreign Land?

Translate.

Berapa banyak Warga Negara Indonesia yang hanya karena tinggal di luar negeri Dan tidak punya kontak dengan perwakilan-perwakilan NKRI, tidak dapat mendapatkan hak Dan menjalankan kewajiban kewarganegaraan mereka?

Ya, gua cuman nanya sih...