Entah berapa kali gua udah ke sana Dan bakal ke sana lagi.
Slowly but surely pun gua udah mulai afal beberapa bagian Praha, bahkan lebih faseh daripada beberapa Bagian pinggir Plzeň.
Sometimes jalan2, cuman 2x sih in fact, tapi sisanya semua karena Ada event yang gua di undang - entah itu undangan manggung nari, ngasih speech, presentasi atau sebagainya.
Praha starts to look a little bit more ordinary, no more of something to crave and boast about, tapi tetep aja, emang ini šatů kota yang secara alami posisinya čakep banget, berbukit turun ke sungai terus naik bukit lagi, terus ditambah sama bangunan2 tua yang tetep kokoh, lebih cantik lagi.
Praha is definitely one of the prettiest town I ever seen in my life. Gak boong.
Tapi di 2 perjalanan terakhir gua dalam 2 minggu ini ke Praha - Ada sesuatu yang bikin gua bener2 tersentak, it swept myself off my feet and it still does.
Mahluk mempesona itu bernama Piano.
Bukan sembarang Piano, men.
Je to, this is, Piana na Ulici.
Kalo kita terjemahin harfiah, itu berarti "Piano-Piano di Jalanan".
Although gak selamanya doi Ada di Jalanan - bahkan tatap muka pertama gua dengan Piano macam ini bukan di Jalanan Praha yang jauh lebih rame dibanding Plzeň, tapi di Stasiun.
Kamis 31 Oktober itu di Praha Hlavní Nádraží / Prag Hauptbahnhof alias Stasiun Utama Praha
Cuman karena gak sengaja lewatin Bagian Stasiun yang šatů itu (Stasiun ini emang Gede masbor) gua ngeliat šatů orang ini lagi main Piano.
Ditemenin šatů cewek yang kayaknya nge-request lagu n nyanyi (no, I dont know its his Girlfriend or not).
Pertama yang Ada di Benák gua - minggu lalu ga Ada yang main Piano disini.
Yang kedua, yang bikin gua makin pernasaran adalah dari asumsi gua.
Gua ngeliat foto2 n video2 di Internet (yes, Youtube), rata2 di Eropa kalo orang ngamen Piano, Pianonya bukan Piano Upright ukuran standar kayak yang gua liat sekarang, mereka main pake Piano mungil, yang tingginya Paling cuman 1-1,2 meter, dan mayoritas dimodifikasi biar roda di kaki2nya Gede biar gampang dipindah2.
Cuman, si Piano yang šatů ini.... Dia hadir seakan-akan gak bakal mau dipindah2, Dan dari perangai dua manusia yang lagi enjoy this piano itu, mereka gak ngamen.
Tiba2 terlintas di akal gua šatů hal yang udah láma gua lupain.
Gua sempet baca di Internet tentang Proyek, aslinya punyanya musísi Inggris di Birmingham, dimana intinya di tempat2 ruang publik di šatů kota, dia pasangin piano-piano biar semua orang bisa main gratis. Namanya Streetpianos.
Sheez....
Is this THAT THING?
Sesuatu yang gua sempet ngarep (ngarep banget) hadir di Jakarta, karena bahkan di Hangzhou di Cina pun udah Ada.
Tapi tapi, si Proyek ini punya Motto, yang di pasang di Tiap Pianonya
"Play me, Im yours"
"Jouez, je suis a vous"
Ini gak, si Piano tua buatan Jerman (gua nebak dari namanya sih begitu gua ngedeketin itu Piano), ga Ada tulisan apa2.
Tapi emang, Ada gemboknya.
Sampai akhirnya gua baca sesuatu
Yup, bla bla bla, Proyek ini dibikin sama si Ondřej itu, pemilik Kafe...
Yang semacam Proyek ini katanya udah banyak di kota2 Gede lainnya....
Sejak tggl 5 November bakal Ada 7 Piano macem ini di Praha....
Orang2 diharepin pada main maksimal 2 lagu terus kasih giliran ke yang lain.....
And they wish fór donasi, biar bisa expand Proyek ini ke kota lainnya di CZ....
Dan gak boleh main Buat ngamen....
Websitenya běda dari streetpianos.com, well ini berarti Proyek ini agak berbeda mungkin...
Later on setelah gua dapet Internet (balík di rumah) ketauan bahwa proyek si Ondřej ini, emang běda naungan payung dari streetpianos, dia inisiatif bikin sendiri dimana doi n timny emang bener2 deteŕmined Buat bikin Proyek ini lewat usaha sendiri just fór the sake of bringing music in the open space.
Kembali ke Kamis sore itu, well, I must tell you, perasaan pertama kalinya main Piano di tempat macem gini - grogi minta ampun, ketika dua pasangan itu selesai main Dan piano itu kosong, gua deg2an kenceng.
This side of my heart said "damn, Kan! Kesempatan lo! kapan lagi main piano kayak begini! Sikaaaat"
Dan di seberang Bagian yang satu itu, reaksi instinktif "Fight or Flight" yang Ada di otak primordial gua bilang....
"JANGAN KAN, LO BAKAL MALU-MALUIN DIRI LO SENDIRI. Rusak martabak.... Eh, martabatmu nak!"
Yet somehow yang ngambil keputusan bukan hati gua tapi malah kaki gua yang makin mendekatkan gua ke kursi kayu sederhana yang teronggok kosong itu.
One Deep Breath,
And finally I made my call.
Dimainkanlah itu Piano, jari gua menari diatas tuts hitam putih itu, tapi gemeteran, sepanjang main gua takut gimana kalo semua orang malah nertawain or Even minta gua berhenti?
Ini ruang publik men.
This is not a private party or panggung dimana penontonnya temen2 yang gua kenal or at least, yang manggung bareng sama gua itu orang2 yang gua udah kenal banget, seperti yang gua biasa lakukan - kali ini gua manggung di depan orang2 yang lalu lalang, yang gua gak kenal, yang bisa jadi benci total ama permainan gua yang beda, bisa juga langsung Keplek-Keplek ngefans. i never know.
Selama permainan pertama gua itu gua cuman bisa fokus ke Piano - beberapa kali mata gua bisa nangkep beberapa orang berhenti sejenak ngeliat gua di beberapa lagu - gua ngeliat Ada ibu-ibu tua yang dengerin gua pas gua main lagu "I got Rhythm" (yup, its that good old Ragtime from Irving Berlin), Ada juga si mbak2 bule yang šatů itu yang dengerin gua pas main "A hundred years" (Five for Fighting, bukan A Thousands Years ya).
Ngeliat beberapa orang yang nyempetin waktunya dengerin gua main, it takes off some pressure tapi tetep mata gua gak bisa lepas lebih dari 2 detik dari Piano tua itu, saking nervousnya.
Like a guilty pleasure - lo merasa salah, deg2an, tapi somehow lanjut main aja terus, entah kenapa di antara rasa grogi itu Ada rasa seneng.
Masuk lagu ke-4... (Tuh kan, orang Indonesia yg gak disiplin peraturan begini nih) Ada yang nyela gua.
Si om botak kacamata itu cuman bilang
"prosím vás, Můžu si hrát?"
Permisi, boleh gak main?
Yup, time is up Kan!
Lega rasanya, tapi somehow masih ngerasa...
Its not a good performance! Your hands were shaking! Lo gak cukup bagus!
Lebih lagi karena si Om ini main Ragtime yang sangat keren kalo dibanding gua yang cuman sa'emprit.
Bahkan Ada yang belum sampe 1 menit doi main Ada tante2 yang ngedeketin Dan bilang "Pekne!" Beautiful!
And ya, insting Arkan - everytime there is something good, spread the news to those who maybe are interested, bomat dibilang sok update...
Tangan gua langsung ngetik SMS tentang hal ini ke temen gua yang šatů itu, yang rumahnya di Praha.
Personally I never had a duet With her, only listening and seeing her play (and she have seen me play too) but who knows the next time we can try it out together somewhere in the city, Dan siapa tahu bisa jadi kece?
Well pertemuan pertama gua dengan mahluk piano yang berbeda itu baru yang pertama.
Tapi sejak saat itu gua pengen Dan lebih pengen lagi main, the Addictive feeling of showing off something you can do mengalahkan rasa grogi gua.
Sampe sekarang gua baru berhasil menemukan Piano itu di 2 tempat - di Hlavní Nádraží (stasiun) Dan di Namesti Míru (Peace Square/Alun2 Damai), Dan target gua, ya tamatin semua 7 tempat itu, kalau bisa Ada yang video-in.
Dan soal pertemuan ke-2 gua dengan kumpulan piano ini di Namesti Míru, Ada kisah uniknya sendiri... Apa yang terjadi ketika itu, Dan apa yang terjadi setelahnya....
Emang somehow, proyek-proyek yang tulus kayak begini, yang gak nyari duit Dan diprakarsai oleh keinginan sendiri.
Hal2 Bangsa itu yang bener2 bisa ngubah kehidupan orang at the moment they participate on it. Walaupun cuman kurang dari 10 menit ngubahnya, cuman bikin yang main kayak gua dan si Om, Serta yang ngedengerin sama2 seneng.
Tapi lo bisa liat kalau orang emang tulus Dan dedicated bikin sesuatu yang beda...
Their work will somehow be rewarded equally.
(Remember that phrase! Im gonna bring it up again on my next story!)
Til later guys :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar