Senin, 18 November 2013

4-1

Itu bukan skor orang main bola.
Bukan juga permainan kartu Remi.

Ini soal apa yang gua liat kemarin di Travel Expo di Ládvi, Praha, minggu lalu (agak telat sih ini, tapi sekarang gua udah bisa ngebut nulis lagi kok)

Sebelumnya gua udah cerita kalau si kakak Honza udah bilang "a lot of Indonesians here."
Awalnya gua mikir sih, kan gak mungkin orang jalan2 alias turis, ikutan liat expo Bangsa begitu - sehingga gua mikir, mungkin kah ini orang2 Ceko-Indonesia yang sebelumya gua pernah liat pas Lebaran Háji di KBRI? Tapi kalo Ada Acara begitu, aturannya para penduduk Bila Hora tau soal itu?

Sepanjang jalan dari Metro Hlavní Nádraží sampe Ladvi gua mikirin hal itu.
Tapi ujung2nya, bodo amat, lets just see what it břings out. That way always gonna guarantee more fun in the process.

Well yang paling mencengangkan pertama kali gua memasuki bangunan bernama Kulturni Dum Ladvi yang unmistakably berasal dari éra Komunis itu (lo bisa liat dari arsitektur Kubus yang plain itu)....
Ada serentangan kain panjang bewarna merah muda dan emas di tangga menuju pintu masuk Travel Expo ini.
Bukan sembarang kain masbro, I know definitely, ainul yakin, itu adalah kain motif bali.

Dan ketika meja resepsi/registrasi sedang kosong, lo ngeliat patung semacam Buddha ini, yang diselubungin kain Dan payung khas Bali.

How Could I not led to believe that I am going to some kind of Bali rituál in a Pura? The only thing thats Balinese but not here is definitely that chessboard black-and-white Sarung in the statues.

Unmistakably Bali, kan?

Gua mulai berfikir perkataan si kakak kemarin malam

"Indonésie je to velký biznis."
Indonesia is a big business.

Tapi pertama kewajiban dulu - kasih barang yang harus di delivery ke si kakak.
Tempat ini ternyata ga gede2 amat - kalo lo bandingin dengan "Expo" apapunitu di Jakarta yang biasanya Ada di tempat Gede bangsa JCC, parkir senayan entah itu parkir Timur, tenggara, atau manapun, atau di (gua lupa nama benernya apa) hanggar2 bekas Airport Kemayoran yang Tiap tahun juga jadi tempatnya Java Jazz. Kinds of things selalu massif, Gede, banyak orang, Dan yang ikutpun beragam - mulai dari nama2 Gede sampe mereka yang coba meretas usaha sendiri.

Bahkan sekecil2nya tempat begini yang gua tau, Di lapangan basketnya Gor sumantri, Dan itupun bisa disulap sedemikian rupa jadi sebuah labirin penuh dengan stand orang jualan Dan promosi macem2.

Disini?
Ga sampe 2 menit lo udah bisa liat semua stand; bangunan ini 2 lantai, tapi doi cuman pake lantai atas - Even di Praha yang punya 1 Juta orang penduduk, ini udah lumayan keren. Well emang sih, ini lumayan jauh dari Centrum alias pusat kota (5 stop metro dari Hlavní Nádraží) but still...

Gua bener2 realise Indonesia emang sebuah tempat yang besar, yang punya potensi besar, tapi itu juga berarti di saat yang sama - kompetisi ketat yang Kadang kali kejam.

Kata si kakak, kemarin emang dagangannya Laris manis - bolpen2 mungil yang dihias sama boneka kecil diujungnya katanya Ludes Dalem 15 menit. Poncho alpacanya juga Laris, Dan dia seneng karena hari ini dia bisa jual yang warnanya menarik.

"Bylo to strašný barvy, dneska mám lepší, they will come like crazy."
It was horrible colours, today I got much better ones.

And ya, seperti halnya orang jualan yang mulai naik daun, harga pun diubah sedikit. Naik 10-50 Korun (Rp 6-30,000) di item2 yang Laris, it wont hurt a lot masbro.

Diana, partnernya si kakak pun bilang.
"In Colombia, these are 4x cheaper, now because of him, its 5x cheaper!"

Si kakak dan Diana, checking fresh stocks yang gua bawa.

Abis bantuin nge-unload semua bála bantuan yang gua bawa dari 120 kilometer jauhnya, gua memutuskan untuk jalan sejenak cek2 stand yang Ada.

Gua pengen liat bener2,
Emang sebesar apa Indonesia jadi bisnis disini.

Setelah menyisir semua area Expo ini, gua kaget.
Tebak berapa Stand dari kira2 20an Stand disini yang menawarkan jalan2 or barang2 Indonesia?
4.
Semuanya punya orang Ceko, ga Ada sama sekali muka2 mirip Indonesia disini. Dan ga Ada "asisten orang asli" seperti salah seorang bule yang punya stand soal Nepal - doi bawa orang Nepál asli, or gampangnya kayak kakak gua miňta bantuannya si Diana yang emang orang asli Kolombia.

Tanda bahwa mereka bener2 sadar bahwa Indonesia adalah sebuah destinasi yang amat marketable bahkan tanpa "penunjang contoh asli", nantinya gua bakal liat, itu bukan cuman tanda Indonesia itu sangat marketable, tapi ini semua juga tanda bahwa orang2 Ceko yang ini pun sadar tentang bahaya yang sedang bergulir di Zamrud Katulistiwa.

The first stand yang gua liat, adalah yang tepat Ada disebelah stand kakak gua.
It says, "Bali - Islands of Gods and Demons." Haha, mereka ngartiin "Dewata" sebagai "hal2 gaib" atau semacamnya pasti, karena mereka juga ngomong soal setan bukan cuman dewa.

Setelah baca2 brosur mereka - Yang menarik dari yang pertama ini adalah mereka bukan sekedar Bangga dengan "a Czech resort in Balí" yang di run sama orang Ceko, Dan staf2nya bisa bahasa Ceko atau semacamnya....
Tapi mereka juga bikin semacam program2 peduli alam.
Ya, kalo lo perhatiin gambar diatas Ada 2 macam brosur - yang šatů yang jelas2 Ada foto Patung2 Pura Bali dengan back ground warna jingga, Dan yang kedua, yang Ada gambar burung jalaknya (kalo lo bisa liat).

Well brosur kedua itu berbunyi...
"Zachraňte přírodní Indonésie."
Lets save Indonesian nature.
Heck man, orang Ceko aja peduli sama kita.

Dan ya, mereka gak cuman nyalurin bantuan ke Bali.

Dan gua jauh lebih percaya sama hal seperti ini - karena orang Ceko, hey, they are not big business or political players seperti Amerika atau Cina. Buktinya, tadi di kelas Sejarah kita lagi ngomong soal Genosida Armenia 1915 di Turki (we will talk About this one later! Itu menarik banget, tegang, topik panas!), Dan, bagaimana sifat Pemerintah Ceko soal Genosida Armenia?

Pemerintah Ceko menyangkal adanya Genosida tersebut karena alasan sederhana - Big Brother USA ga mau ngakuin Genosida itu, jadi sebagai teman yang baik, Ceko ngikutlah.
See? Mereka bukan pemain besar.
Sebenernya katanya, dulu iya sih antara tahun 1918-1938. Which is somehow ngingetin juga soal Indonesia di awal2 masa abis kemerdekaan.

Tapi itu dulu....
Balík ke masa kini.

That knowledge dan juga fakta bahwa orang2 Ceko yang punya yayasan+travel agent ini bukan pemain besar bisnis, at least bisa kasih gua kesan bahwa ini bukan sekedar CSR alias Corporate Social Responsibility sebuah perusahaan (or Even, Pemerintah) untuk dapet pengaruh di Indonesia.

Běda cerita kalau misalnya, raksasa elektronik Korea si Sungsam itu ngasih bantuan ke Papua atau Mana gitu, atau kalau misalnya organisasi bantuan Amerika si ADIUS itu ngasih grant/Loan (pinjaman) yang bunganya rendah untuk proyek di pedalaman Kalimantan.

Mereka pasti, punya udang di balík bakwan untuk disantap (dibalik batu gih xD).

Tapi si stand yang pertama ini ternyata cuman yang pertama dari empat (I will save the best fór the last ya)

Kedua, well, kalo ini, bisnis sih.
Salah šatů sponzor besar Expo ini adalah Allianz.
Tentunya mereka gak pengen ketinggalan seru2an ikut meriahin Acara ini pake booth yang juga Ada kaitannya dengan menunjukan berbagai macam sisi dunia.

Guess what? Their booth isinya adalah ngajak kita2 ikutan Mbatik.
Seriously, lengkap dengan canting, malam, Dan kain Mori (sayang ga Ada foto di iPad, tempatnya doi gelap sih)
In this side of the Expo, ya, Indonesia IS a big business.

And since it is business rather than goodwill seperti si stand pertama, gua gak mau bahas banyak deh. Lo bisa pada mikir lah...

Yang ketiga.
Sebenernya mereka bukan stand, cuman pasang 5 plakat (lebih tepatnya sih poster informasi) gede di tembok. Dan ini bener2 soal goodwill - yang šatů ini pastinya sebuah yayasan, hebatnya mereka khususin diri sama Indonesia and not other parts of the World.

Turtles.

Ya itulah Uniknya, bukan seperti kebanyakan yayasan yang gua tau ikut di area2 konservasi yang menurut gua mainstream alias soal satwa2 or tanaman2 yang jelas2 "berbeda" kayak macemnya Orang Utan, Badak, burung2 dkk, poster2 doi yang berbackgroundkan warna biru tua ini justru mengajak kita berfikir tentang penyu di Indonesia.

Mungkin yang punya seorang diver atau semacamnya? Who knows.

Lagi2 bisa diliat kalau emang bahkan manusia Ceko pun punya kepedulian terhadap Indonesia.
Malu? Definitely I am.
Malunya bukan karena gua sebelumnya ga tau soal isu2 macem ini; tapi kenyataan yang bilang mereka berani berbuat Dan menyuarakan sementara kita? Kalopun beneran Ada, mereka orang2 hebat.
Tapi yang lebih besar dari rasa malu gua sebenernya adalah rasa terkejut, karena gua salah šatů orang yang although optimis sama masa depan Indonesia, tapi udah terlanjur pesimis sama keadaan sekarang, dimana guangeliat betapa Nusantara yang kita punya itu walaupun Gede, (seharusnya) bisa jadi kaya Dan (tentunya) kaya dari segi alam Dan budaya, kita jarang banget didengar di dunia Internasional - kalau dari cerita2 kayaknya cuman eranya Bung Karno negara kita bisa didengar banget di Dunia Internasional.

Nyatanya enggak juga - people know Indonesia here, well, at least sekelompok orang yang peduli. Lebih hebatnya lagi sebenernya mereka adalah sekelompok orang yang mau belajar, seperti contoh terakhir Dan terbaik gua.

Jadi kita skip langsung ke waktu Setelah gua makan siang dua cewek cantik ini muncul didepan muka gua - nah, cewek cantik disini gua liat udah wajar, bertebaran dimana2, tapi tetep ga mengesankan karena here Vietnamese girls are still better fór me.
Tapi kali ini bener2 běda.

Mereka pake baju Bali coy!
Baju nari Bali, ga boong!
Destri, Zahra, bandingin baju nari lo sama yang ini, kalah!

Awalnya gua cuman minta foto bareng (di bantu ngomong sama si kakak sih) tapi kemudian si kakak bilang kalo gua tinggal di rumah dia Dan gua asli dari Indonesia.
Tiba2 salah šatů dari mereka dua ini, ngomong bahasa Indonesia.

"Beneran dari Indonesia? Dari Mana?"
Aksen bulenya emang keliatan, tapi kata per kata kedengeran doi udah fasih ngomong bahasa kita, lebih lagi gara2 doi ngomong "Beneran".
Not every Bule yang belajar bahasa Indonesia tau kata2 macam ini. Doi pasti udah punya pengalaman beberapa bulan minimal di entah šatů tempat di Indonesia yang bukan cuman isinya sesama bule.

"Jakarta...."
"Oh, Jakarta."
"Tapi kalo Lebaran mudik ke Kebumen, Temanggung sama Jogja...."
"Oh begitu... Sudah berapa láma di Ceko?"
"Baru 3 bulanan."
"Tapi bahasa Ceko kamu lumayan! Omong-omong Jakarta masih Macet?"

Gua langsung ketawa
"Lebih parah! Haha..."

She is really a unique person.

"Belajar bahasa di Mana? Di Jakarta, apa Bali... Apa...?"
"Belajarnya sih dulu di Bali... Tapi setelah itu sudah ke Mana-Mana, akhirnya bikin Kintari ini."

Sarung? Ya, itu Sarung masbro!

Kami berdua ngobrol sama-sama antusias; doi antusias dengan ngapain aja udah gua disini, gua antusias dengan dia udah ngapain aja sama yayasan bikinan dia Dan temen2nya ini.

Setelah di korek2 lebih lanjut, doi punya nama typical Ceko - Jána.
Doi udah sekitar 10 taun yang lalu pertama kali jejakin kaki di negara kita, ya, at first, seperti halnya mayoritas bule lainnya di Indonesia - cuman turis, tapi ya, namanya Pulau Dewata, separah2nya ia dari sisi pandang orang Indonesia, sudah sangat terkomersialisasi (lebih tepatnya pikiran orang-orang kota besar), Buat bule itu emang beneran tetep sebuah Pulau Dewata, pulau yang God-ly, Paradise, sampe akhirnya doi jatuh cinta sama budaya Bali, sampe belajar nari segala.

Setelah beberapa láma doi liat2 tempat lain di Indonesia, Dan akhirnya doi mutusin, dengan modal cukup, akhirnya bikin yayasan Kintari ini - basisnya emang tetep di Bali, tapi kan gebleg juga bikin yayasan amal Buat "membantu" Bali kecuali kalo emang doi tau sasaran-sasaran bantuan yang bener-bener tepat di Bali, jadi Aksi-Aksi sukarelawannya, Dan donasi, dia pengen Buat mainly, bantu SD-SD di Lombok Selatan/Timur yang konon katanya masih jauh ketinggalan bahkan dibanding pesisir Lombok Barat yang sering ketumpahan berkah dari pulau sebelah (well Gua belum pernah ke Bagian Lombok yang gak menghafal Bali itu sih, jadi I can tell you nothing)

She believes Education can bridge the Foundation to a better future.
Yeah, this is the kind of point of víew I like to hear from someone - Selaras juga doi sama pikiran gua.

Gua bener-bener terhempas ke tanah rasanya Men.... This woman is just incredible.

Lebih hebatnya lagi doi malah nawarin gua.
"Kapan2 kalau ke Praha lagi yuk ikut kita, kita rutin Ada latian nari disini, kadang2 Ada event2 budaya kita juga sering diundang isi acara."

Ctak! Saklar ide networking di otak gua langsung nyala seketika, tis a golden chance, play your cards, Jawir!

"Wah menarik.... Narinya apa aja? Bali tok?"
"Bukan cuman Bali sih, Ada yang nari saman juga, Ada yang nari kipas juga... Tergantung organisasi yang Ada eventnya mau liat apa tinggal kita pilih timnya."
"Boleh, boleh.... Kapan-kapan lah kalau ke Praha lagi, toh saya juga lumayan sering ke Praha karena diminta nari atau sekedar presentasi soal Indonesia aja..."
"Kamu bisa nari? Nari apa?"
"Nari Jawa.... Masih jelek sih, tapi ya orang sini kan gitu, sejelek-jeleknya kita nari, asal ekspresi ok, musik heboh, ikutin irama, semuanya tepuk tangan."
"Hahaha, emang bener. Tapi boleh tuh nanti ke sini aja! Jarang-jarang, nari Jawa, cowok Pula! Nanti saya kasih kabar kalau ada kesempatan tuh, kita sebenarnya nanti tanggal 3 Dan 13 Ada Acara juga sih... Lumayan lah kalau kamu ikut, bisa dapet uang juga, cuman 400-500 Korun sih, tapi kan ok gitu..."

Buset bu, Ada iming-iming duit, gua sih ga masalah asal gua balík modal makan ama jalan ke Prahanya aja.... Soalnya gua kan harus iket rapet budget, tapi simpan kartu yang šatů itu Buat nanti, ga usahlah ngomong soal duit.

"Hahaha boleh, boleh! Nanti tak pikir2. Ada FB gak? Biar aku add"

Yap, Kontak FB didapatkan, tambah šatů lagi koneksi, your Card was well played. Dan setelah itu kami balík ke bisnis masing-masing - doi ngawasin stand-nya, gua Cabut makan hehehe.

Tapi Sebelum Cabut makan, gua mau mengakhiri tulisan ini, sekaligus bikin point yang bikin lo semua bakal kaget.

Exactly what did I see?
Tepat di pojok belokan pertama dari stand pendaftaran, terpampanglah šatů stand ini.
Šatů stand ini lah yang bikin skor Dan judul post ini 4-1.

Siapa lagi sih, negara tetangga kita yang gembar-Gembor pól mantap jaya promosi pariwisatanya?
The country that claims through their Ads as Truly Asia, walau kalau mau disibak sih, Ada semacam politik rasis di negaranya, dimana "suku Bangsa asli" mereka ditinggikan dibandingkan 2 suku bangsa pendatang lainnya, Dan "agama mayoritas" mereka dikedepankan dalam kehidupan sehari-harinya, padahal itu justru aspek yang selalu bikin gua garuk-garuk kepala kalo mikir soal Negara Islam - Islam countries should be pluralists, not exclusivists.

Tebak, mereka punya stand kecil ini, yang ngasih berbagai macem bungkus merchandise, gratis! Tapi ga Ada satupun orang Malaysia disana, tapi semua ber seragam lengkap kaos polo bertuliskan "Malaysia Truly Asia"
Ketika gua telaah brosur Expo Travel ini, ternyata salah šatů sponsornya pun mereka - hebat sekali ya, kapan coba Kemenpar (Kementrian Priwisata) jadi sponsor sebuah Acara macem gini di luar Asia? Dan di luar Belanda or Amerika? Gua pernasaran kalau sampai Ada Acara yang mereka sponsorin di Ceko.

Geblegnya adalah...
Ga Ada office tourism malaysia di Ceko.
Alamat kontak yang dicetak di brosur mereka menunjuk ke Frankfurt.
No, Im not kidding, they say "fór more information contact bla bla bla bla, Frankfurt am Main, Germany"

Gua ga mau tulisan ini terlalu dipenuhi emosi gua yang lagi kenceng ini, so I decide to cut it short Dan gua kasih perbandingan biar lo semua mikir juga.

Jumlah stand yang promosi-in Indonesia: 4. Semuanya dari orang Ceko yang emang punya inisiatif sendiri untuk memperkenalkan sisi-sisi indah negara kita.
Jumlah stand yang promosi-in Malaysia: 1. Emang orang Ceko juga yang jagain, tapi mereka semua boleh dibilang "dibayar" sama Kemenparnya Malaysia, yang emang bener-bener expert soal Malaysia ya hanya 2 orang yang terus siap sedia di stand mereka.... Sisanya? Berbaju polo "Malaysia Truly Asia" Dan lebih sering ke bantuin orang2 di Expo, dibanding jelasin soal Malaysia.

Dimana ya, Kemenpar kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar