Kamis, 23 Januari 2014

Lentera

Ini iseng2 woke guys, check it out.

Oke, gua terinspirasi sama @pandji yang di salah šatů posting blog lamanya pernah ngupas soal berjuang, Dan doi ngangkat perkataan bokapnya soal nama keluarga mereka.

"Wongsoyudan takdirnya berjuang!"

Yang kemudian jadi motto eShopnya doi di @WSYDNShop
I see it, wong Jowo tau lah sekilas - emang bener, Wongso : Keluarga, Yudha : Perang, semacam itu lo udah bisa ambil kesimpulan ya kalau dipikir2 bener juga filosofinya.

Dari situ gua iseng, gimana menafsirkan nama gua sendiri.

Masalahnya gua bukan Punchline person bro, gua orang detail...
Bikin 1 kalimat Tag Buat Iklan kayaknya lebih susah dibanding nulis cerita panjang bagi gua.
Ya, cerita2 kepanjangan yang Kadang bikin orang bilang "kapan selesainya?" xD

So let me make a poem. Puisi.
Udah láma gua ga nulis2 yang kyk begini jadi ya....
Gak Ada kata2 metafor canggih yang kills you off kayak Andrea Hirata.

Before that...
Just to make you understand a bit, ini spoiler soal arti nama gua.

Muhammad - Surely u guys tau lah, ini common banget, tapi yang Paling pengen di emphasize, yang Paling Utama, kalo kata bonyok gua, adalah karakter kanjeng beliau yang Al-Amin, yang dipercaya...

Arkan - they said its an old Arabic/Persian word yang artinya Mulia? Well sebenernya kata aslinya "Arkhan"

Diptyo - Lentera. Jowo Kromo mas mbak, jangan bingung...

Dah sekian intronya, yuk mari enjoy my Puisi :)

Lentera

Cahaya -
Dimanapun ia ada
Bahkan Gelap pun sebenarnya tiada, ilmuwan berkata
Yang Ada hanya kurangnya cahaya

Ah, tapi tidak semua cahaya baik
Kadang tak terlihat dirinya
Kadang malah membutakan balik
Malah menjadi ilusi maya

Tapi lentera, ya, lentera
Dirinya Berbeda -
Ia cahaya yang sudah ditingkap
Hingga dirimu bisa manfaatkannya

Kau dapat sentuh ia tanpa bahaya
Niscaya ia tuntun kau ke sana
Padam dirinya takkan pernah
Percaya daku, takkan pernah

Selama dirinya kau Jaga
Jaga
JAGA

Dan taukah engkau
Yang šatů ini bukan lentera biasa
Redupnya memang sering isyaratkan galau
Namun nyalanya siratkan besarnya asa

Karena ia lentera pemimpi
Lentera imajinasi
Yang tiada waktu ia ingin untuk berhenti
Berangan hingga nanti

Ia selalu percaya
Dengan siapa yang kini memegangnya
Harapnya mereka percaya pada tuntunannya
Harapnya
Ya, dia memang selalu berharap
Sudah ku bilang ia memang lentera pemimpi

Namun panggil dia tidak dengan amanat atau mimpi
Panggil dia dengan yang menggarisbawahi
Mimpi mimpinya selama ini -
Mulia

Dirinya selalu percaya
Diakhir mimpinya punya
Čítá cita mulia
Walau memang sulit rasanya
Karena jalan yang ia tunjukkan selalu tiada biasa

Tidak salah orang bertanya
Apa benar čítá citanya mulia
Tapi ia punya angan Dan cita
Ia punya amanat Dan rencana

Tidak salah untuk mempercayainya
Meski memang tiada mudah
Mempercayai
Sebuah lentera pemimpi
Yang punya cita2 mulia

1 komentar:

  1. wow.. keren.. Kan... sering-sering aja nulis puisi.. biar makin ciamik

    BalasHapus