Senin, 30 September 2013

Firasat

Kemarin, kulihat awan membentuk wajahmu
Desau angin meniupkan namamu
Tubuhku terpaku semalam...

Persis seperti Lagunya Marcell yang sangat populer Dan di re arrange lagi sama Dewi Lestari Buat Film Rectoverso yang dinyanyiin sama my 2nd Favourite Indonesian Female Singer right now - Raisa.
Lagu itu sekarang lagi ane dengerin, Dan memang lagi se jalan sama hati ane.

Musik emang selalu jadi Bagian dari gue, gara2 itupun gua sempet (Dan masih) Ada masalah disini *but i will keep that story fór later!* and yes, this time, gue jadi ekstrim, extremely blue.

Lets bring out the fact.
Orang bilang gua pergi bebas tanpa beban hati, ga Ada lagi orang yang perlu gua galauin Tiap malem.
Bahwa tugas gua jadiin cewe bule jadi pacar.
Té fakt jo, každý řikalo že jo. fakta emang bahwa orang2 bilang gitu.

Its so clear! Its a fact.
But let me remind u once more guys, Perhatikan kata2 yang gua under line

Fakta emang kalo ORANG2 BILANG gitu

Tapi kenyataan yang lain, kenyataan yang Ada di hati gua.
Berbeda.
Malam yang makin gelap bikin rindu makin menjalar....

Bulan sabit melengkungkan senyummu
Tabur bintang serupa kilau auramu

How can there is two version of truth?
Well, orang hanya bisa mengira, menebak, tapi cuman orang yang experience through something yang ngerti bener apa yang terjadi.

Fakt je... Opravdu...
The fact is...

Gue menggalaukan seseorang yang gua pun gak tau apakah Even doi memikirkan gue.
My friends have guessed so many of whom I miss, tapi only really few knows.

No, bukan cewek yang sekarang keluarganya tinggal di Brussels tapi doi sekolah di Wassenaar.
No, bukan yang gua merasa guilty karena dia ikut seleksi bareng gua tapi terus somehow memilih cuman ikut yang 2 minggu ke sebuah tempat nun jauh utara negara kita.
No, bukan yang gua taksirin di kelas 10 karena dia masak Sambel yang enak banget saat kita tinggal serumah di sebuah desa di Purwakarta.

The point is, I think not Even herself could guess that I really am missing her.

Akupun sadari
Ku segera berlari

Gua mau lari kemana? No place to run or to hide from things such as these.
Gua cuman bisa lari kedalam hati gua sendiri, berdoa siapa tahu one day after I come back home I still carry this feeling and somehow shes feeling the same too.

Gua gak mau mengusik doi dulu selama masa2 sibuk ini.

But the thing is, gua kangen dia. Ya, the first guys in my mind yang paling sering muncul di mimpi dan kadang2 delusi gua memang bukan doi, tapi manusia2 Jawir...
After that my parents
And then her..

Wait, delusi? Lo ngawang bro? Lo ayan?
Enggak, tapi kadang2 gua bisa mikir out of nothing Ada suara yang manggil gua, or suara orang2 yang gua kenal.

I enjoy my stay here sih, melihat hal baru Tiap hari memang membuat lo merasa kecil Dan merasa pengen tau lebih banyak lagi, saking excitednya there is no time to officially be alone in a negative Mood.
Bahkan sendirianpun ga mungkin negative Mood, there is this European City to enjoy With ur eyes.

But such things exist, mungkin Deep in my mind Ada bagian otak gua yang connect sama hati gua Dan berusaha bilang ke otak n hati gue yang lain.

Bro, Deep down you miss some things home
Dont forget them.
They are part of you.

Dan gua percaya everything have a reason.

Kupercaya alampun berbahasa
Ada makna di balík semua pertanda....

Well the next question apa yang menyebabkan setidaknya lo masih percaya mungkin doi masih inget lo?

I gave her something before I went here.
The Lást day I was in Jakarta.
Something that may reminds her of something far in the past.

Dan gua berharap dia tetep simpen barang itu, or Even more imporant.
Simpen perasaan yang gua coba convey the message through that thing I gave her.

Pertanyaannya...
Apakah lagu ini akan berakhir dengan ending nya Marcell.
Engkaulah firasat hati

Atau endingnya Raisa
Kau takkan kembali lagi.


Fór now I will just pray.

Selasa, 24 September 2013

Stranded

24 September 2013
Dneska. Hari ini. Aujourd´hui. Today.
Sebuah pengalaman yang amat.... Sakit


Gua sering kali pake kata-kata ini untuk describe rombongan 55 anak AFS yang entah Kenapa bisa ada di negara ini.

"Stranded in the Czech Republic"

Dan hari ini gua benar2 ngalamin apa itu Stranded. Terdampar. Untuk pertama kalinya.

Ketika lo buru2 banget lari ngejar kereta terus saking buru2nya Svačiná lo, bekal lo, tumpah - sandwich telor itu tumpah di tas.

DAMN IT! F! S! Do prdele! Kebun binatang keluar semua!

Terpaksalah harus gua amankan barang2 yang didalam tas, termasuk jersey Bayern kesayangan gua Buat Futbalovi Hrát nanti.
Eh tiba2 di kejauhan kereta Osobni Vlak RegioNova bercat kan warna khas Plzen - kuning hijau itu melintas. No chance. Damn.

My next instinct adalah menuju ke halte Bus. Zastávka.
Terus gobloknya baru 0.5 jalan ke halte bus arah Plzeň itu jalan... Sheeeeez. How worse can my morning be.

Gua coba cek jadwal bus di Zastávka, Dan gebleknya tadi itu adalah bus terakhir menuju Plzeň di rombongan jam 7-an, next bus, jam 8.

Perfect. Perfect. Perfect.

Gimana ini, mosok telat, malu2in banget!
My mind thought of the impossible
Nebeng, numpang, liften.
Gak boleh. Gak boleh. Itu haram. Itu termasuk di 3 Golden Rules.

Tapi beginilah, impuls seorang Muhammad Arkandiptyo - ketika Ada sesuatu yang sangat dibuktikan DAN diinginkan, labrak saja semua tantangan. 
Dalam beberapa kasus, itu sangat berguna, tapi lebih sering- Fail. Kadang2 Epic Fail.
Itu jeleknya gua. Sangat2 jelek.

Ok, gua berjalan ke arah jalan besar yang menuju ke arah Plzeň, but no luck at all, mobil gak berhenti, truk juga Ada šatů yang berhenti tapi dia gak ke Plzeň ternyata, cuman mau muter.

Untungnya, untungnya, gak Ada yang nerima jempol yang diacungkan ini.
Karena dengan gitu impuls gila gua itu berhenti Dan gua bisa fikir jernih. Gua balík ke arah halte, cek jadwal.

Ternyata Ada Bus yang ke Horní Bříza (another big village/smáll town di Area utara Plzeň juga). Dan gua tahu pasti dari Horní Bříza Ada bus sendiri menuju ke Plzeň.

But wait, realistiskah?
(Alhamdulillah, akhirnya otak gua kerja bener.)
Gua cek, ke Horní Bříza jam 7.30 sampe sana 7.45, bus dari Horní Bříza ke Plzeň jam 7.45 juga.

Probably possible... Tapi kalo gua gak dapet si bus 7.45 itu gua nunggu sampe jam 9 di Horní Bříza, yang gua gak ngerti sama sekali disana ada apa kecuali pas minggu lalu sepedahan sama Táty (bokap) disitu Ada danau Dan jualan madu murni.
Nah, too much gamble, considering ketepatan waktu Transportasi Umum disini.

Lebih baik tunggu sampai jam 8

Ok. Jadi gua nunggu Dan semua awalnya Lancar2 aja bro.
Tapi masalah lagi ketika udah hampir sampe sekolah.

Duh gimana ini pertama kali telat mau ngapain.
Gua tau temen2 gua kalo telat tinggal masuk aja Dan ngomong kenapa sama gurunya.
But, I am different! What will they do With me!

Bingung, lebih bingung lagi pas udah mau nyampe gua lihat gerombolan anak2 keluar dari sekolah dan Cabut ke arah Center of The Town. Masalahnya karena gua turun dari Tram, gua gak bisa lihat kalo ada temen2 gue (halte Tram kebalikan arah sama Center of The Town itu)

Panik.
Gua sms lah Pepa, satu2nya nomer yg gua punya (Karena pada ngasihnya profile FB).


Ya, ya. I know what u all will say - HP gua disini Nokia butut Dan itu warisan. Although temen2 gua rata2 pada pake minimal Nokia Asha atau Samsung Galaxy.

Jawabannya sangat2 tidak terduga



Football Stadium? Apa?!

Gua telfon lah doi, yang ngangkat Martin, tapi suarany jg g jelas, akhirnya dikasih lah ke Terka.
And Terka ngejelasin...
Ternyata lagi Ada simulasi kalo Ada bencana/darurat. Makanya šatů sekolah pada ke Stadion Doosan Aréna.

Terus.... Gua mau ngapain ini.
"Perhaps its better if u go home, we all dont know how long this will be, and whether after this we will go home or not."
Ok... Wise enough sih, although bukan jawaban yang gua harapkan. Karena gua udah panik2 puter otak Buat jauh2 sampai ke sini, ke Mikulášske Náměstí.

Dan begitulah, gua stranded. Its still 10.00 in the morning Dan gak mungkin gua balik ke Tremosna.

Totally Stranded. Alone.

Akhirnya gua putuskan ke Cross Cafe, at least, gua bisa nulis tulisan.
Yeah, now is so much better. Dan gak kerasa sekarang udah jam 12:15, 2 jam lagi ane pulang.
Dan dari yang gua bisa lihat, temen2 gua pulang semua, karena 1/2 jam yang lalu gua bisa lihat rombongan anak2 itu keluar dari Stadion, Dan sekarang some of them lagi nongkrong juga disini, di CrossCafe *sayangnya gak Ada anak kelas gue.

Begitulah cerita hari ini. Tak, budu psát tady, I will continue writing here. Walau minum air gue abis. Dan nanti Sebelum pulang, tetep ke kantin sekolah sebelah Buat makan siang.

Bad luck Arkan. Too much plot twister today.




Divadla v Praze (Praha Theatre)

23 September 2013
A short note.

Tadi pas pelajaran Čestiňa (Bahasa Ceko), they were talking not only about Puisi angkatan 1800an.
Tapi juga soal Divadelní Hrát, alias Theatre Play, kalau kita Paling taunya Drama Teater.

Why? Nanti About 3 minggu lagi Ada rencana dari si bu Radka nawarin siapa yang padá mau ikut nonton a Classic Satirist Comedy di Praha, rata2 padá mau ikut (ya iyalah, mosok kalau dapet tambahan nilai ga ikut, Máňa itungannya murah Pula - 350 Korun atawa kurang lebih Rp 200,000.- udah dapet tiket teater + transport Plzeň-Praha p.p.

It turns out hampir šatů kelas mau ikut.

So, why not? Sebagai makhluk Indonesia yang sangat mengusung mangan ra mangan ngumpul, gua pun berfikir walaupun itu pakai bahasa Ceko full, yo wis lah, kalo bareng kan gakpapa, kan seru at least kalo barengan.

Nein, nein, tidak seperti itu pola fikir orang Ceko.

"Are you sure? It will be full in Czech"
"And we wil come home so late"
"I think it will be so boring and horrible fór you"

Si Bu Radka juga mikir gitu,
"If you want we can translate it for you"

Masbro mbaksis, I will be there fór the fun of bring together With all of you, not about the Theatre itself!

Even ketika diajak ke Dobřany, atau hangout beberapa kali, nada2 seperti orang Indonesia itu gak ada, dimana kalo di Indonesia pasti orang-orang padá ngomong...

"Ayo ikutlah!"
"Ya udah Jebe aja haha"
"Bodo amat gue mah, yang penting Ada temen ini bisa diajak ngobrol"
"At least seru bareng-bareng bro!"

Jadi inget bahwa dua dari hal2 rutin pas di Jakarta: Gamelan Dan SepatuRadio juga berawal dari itu - ya udah Jebe aja, dukung ide orang, yang penting seru ini karena bareng.

Disini every one cares whether or not the event you will be attending will be of any good to you, maksudnya, kalo ga guna ga usah dateng juga gapapa, atau kalo misalnya susah jangan dipaksain! Kalau gak bisa balík malem pake kereta gimana? Kalau lo tersesat di jalan gimana?

Sometimes it becomes handy, jadi enak banget, temen2 padá mau nganterin bahkan ke tempat yang jauh yang gue belum tau.

But sometimes that Indonesian nerve that says if you want to join someone's event dan orang bilang "lo gak kelamaan tuh" With not a sure tone in their voice, I still translate it, Deep in my mind sometimes, as - I actually dont want you in my event.

Ya, orang Indonesia memang rata2 lebih memikirkan apa makna tersirat dari šatů kalimat, while here people just speak out their mind.
And although I hate to say this, it is hard to change that point of view. Honestly.

Walaupun gak rasional juga, Máňa mungkin orang yang udah invite lo ke tempat mereka drink some things, atau udah curcol out of ňowhere, dan obviously masih curious soal gue, gak ngebolehin lo join sebuah event.

Well, this is just another example of things I thought should be easy to overcome, ternyata nggak.
Masbro, menyesuaikan mindset dengan orang setempat itu jauh lebih susah dari overcome yang namanya Homesick.

Kecuali kangen seseorang #Ups

Thats my short note fór today.

Český jazyk (bahasa Ceko)

Hari Senin itu gue buletin niat gue.
Ok, kita coba les bahasa Ceko ini, toh gratis, although pulang malem setidaknya bareng sama Carolina Dan Kyla. Need not to worry.

So we met up in the Americka monument that 19.20 evening, gobloknya itu setelah gua harus jalan jauh dari Náměstí (Alun-Alun) ke monumen itu, karena gue pikir halte transit antara jalur Trám 2 Dan 4 itu jauh, (Trám 2 sampe ke Namesti, terus Tram 4 ke Americka- U Práce) it turns out it not that far. Bohuzel, regret.

It turns out Carolina baru belanja.
Ya, girls, another universal sign - the desire to shop.

Kita masuk ke gedung not long after, dan masuk ke ruangan itu.
Ruangan kecil yang disesaki kira2 25 orang.
First sight - Viet Nám, Viet Nám, Viet Nám

So many Vietnamese, di sebelah kiri ruangan, kanan, tengah, semuanya Vietnam
Cuman di barisan tengah belakang Ada segerombolan probably Eastern Europeans.
Turns out they are mostly Ukrainians or Byelorussians, and Even Ada yang dari Uzbekistán.

And then, us, the three lost kids who are stranded in Plzeň fór a year.

Lalu sebelum semuanya dimulai, Ada orang Gede berewokan masuk - must be dari sekitar Arab.

Pelajaran dimulai Dan it turns out pendekatan si Mbok yang ngajarin kita itu sangat textbook: Učebnice... pracovni sešit.... Strana.... Buka textbook, buka buků latihan, halaman....

Kalau mau dilihat dari materinya, gua udah 2x lipat lebih maju dari ini bro - belajar sendiri udah sampai Lekce (lesson) 6, disini baru 3.
Ya sudah deh.
Tapi ternyata disini gunanya adalah nambah vocabulary. Nambah kata.

Gua sangat merasa kalah dalam soal perbendaharaan kata. Dan di saat itu lah para Eastern Europeans dominate - asal ceplos aja pake bahasa mereka, terus dibetulin sama si Mbok; kata-katanya gak běda jauh, Reka - Řeka (sungai), Rybní - Rybník (danau) Dan begitu terus sepanjang sesi nambah kata.

Khusus untuk di Bagian itu, si Mbok tidak textbook, tapi tetap mengacu ke textbook; dari šatů gambar ia bisa kupas Habis semua vocab yang Ada disitu; bahkan sampai yang susah di notice, zum beispiel, contohnya, Rumput! Padahal, yang ditanyain, gambar itu Ada di negara Máňa.

Seiring waktu berjalan ruang itu terasa semakin panas, atau mungkin kita yang makin gak merasa dingin. Either way it sucks and make me very uncomfortable, karena mulai Ada keringet yang bercucuran di punggung Dan itu membuat sebuah feeling yang gak cozy masbro.

Bukan cuman itu, how the Eastern Europeans make fun of para manusia-manusia yang berasal dari ujung dunia yang sama. Masih segar di kepala gua bagaimana, si Om Botak Vietnam yang duduk di ujung kanan itu, mencoba untuk melafalkan "Autobus" jadi "Autobo", seketika manusia-manusia itu, Artur, Andrei, Dmitri (entah yang Máňa yg Artur yg Máňa yg Andrei) ketawa

"Autobot.... Transformer yo."
Dan beberapa bahasa Rusia/Ukraina yang gua gak ngerti.

I have that feeling, knowing bahwa para orang-orang Vietnam ini sangat rajin, diligent, mirip dengan saudaranya di Utara, manusia-manusia Tiong Kok. and they try hard to understand this language that is very different of their own. Bahkan dengan bantuan keluarganya - dibelakang gua Ada šatů bapak-bapak agak tua, dia susah banget, semuanya di translate sama si anaknya yang mungkin juga masih SMA kayak gua. Tapi u can sense his willingness to learn.

Something that most Indonesian wish to have, but we dont simply change to become so dilligent like them.

Gua Paling inget lawakan Transformer itu, karena se-gak-gak maunya gua ketawa gua akhirnya ketawa juga. Tapi itu bukan cuman the only example, masih Ada banyak lawakan lainnya yang bikin gua agak geram.

But puncak kegeraman gua bukan karena they laugh on my Asian siblings.
Tapi karena pulpen, pulpennya Carolina yang jatuh.

Carolina just say Thank You dan lanjut focus ke catatannya, tapi entah kenapa manusia-manusia Ini ketawa Dan... You know, ketawanya cowo-cowo yang abis ngecengin cewek.
Body language, its universal.
Lebih lagi ketika gua bisa mendengar salah satu dari mereka Ada yang bersiul, kecil banget suaranya emang, tapi gua denger.

Entah kenapa seketika gua kepal tangan, kenceng.
Gua tau mungkin lo belum pernah liat cewek Latino kayak gitu tapi ya udah lah!

Until the end of the lesson gua membagi pikiran antara ngetikin vocab-vocab baru di iPad (karena ane punya Translator Offline) Buat di tunjukin ke Kyla Dan Carolina, and also to keep an eye on those bunch of .... Behind.

Its a very smáll picture of the world, I guess.
The real world outside your comfort zóně.

Di akhir pelajaran gua ngembaliin alat tulis lewat si Mas Vietnam di pinggir kiri ruangan.
"Cam On" (thank you) gua bilang sambil senyum
 gua pernasaran apa reaksi doi.
Muka dia langsung berubah, antara seneng Dan kaget: manusia kayak gua dari Vietnam? Doi langsung ngomong sama si ibu-bapak tua dibelakang gua yang di temenin si anaknya itu.

Tapi gua langsung geleng-geleng kepala, enggak mak, enggak, gua bukan dari Vietnam, boro-boro ngomong!
"Indo, Indonesia!"

"Indonesia!"
I know, yes, that feeling of knowing someone from a similar part of your World.

Kali ini si anaknya yang ngomong sama gua, Englishnya broken sih, tapi cukup bisa gua mengerti.
Begitu doi tanya kok bisa dikit2 ngomong Vietnam *padahal gua cuman bisa Chao Ban, Xin Chao, Cam On, Than Pho, Dan kata2 soal Pho Hoa & Ca Phe Xua (míe n kopi Vietnam)*
Gua bilang aja
"Friend, kamarády, three from Ha Noi"

Jangan heran, kalau sering kali gua ngikut2 Broken English. Because thats what I do when I meet someone who speaks broken English.
Kalau orangnya ngomong Inggrisnya bagus Bangsa Kyla gitu, ya kudu English bagus dikeluarin, tapi kalau sama yang Broken English, mending ikutin cara mereka ngomong daripada bikin mereka bingung! Trust me, it works!

I think thats the law of similarity - orang lebih connect kalau ngomong dengan tátanan yang sama, walaupun tátanan yang sama itu belum tentu bener.

Dan sambil nunggu nulis absen, gua salám sama si orang Arab itu.
"Assalamu'alaikum"
"´Alaikum Salam"
Jábat tangannya kenceng, firm hands.

"Káifa Hal?"
"Khair."
"Wa anta..."
"Indunisiya, but I cant speak good Arab"
"Oh ok, I am Anas, from Morocco, but you can speak there!"
"No no, only the Quran Arabic"
"Ah ok... I hear Indonesia... Biggest ummah." He must be referring to our Muslim population.
"Ah yes! So you know it. Good. You study here?"
"No, With family"

Ok: Conclusion dari percakapan-percakapan kecil ini: they all come fór work, fór searching a better life. Kenapa Republik Ceko ini yang dipilih gua juga gak ngerti kenapa.
What appeal does this smáll Republic have....

Mungkin gua bisa cari tahu di lain waktu.
Gua hanya tidak bercakap dengan manusia-manusia Ukraina-Rusia dkk itu saja... Gua masih agak geram ama mereka.

Lalu kami ber3 keluar as the Lást folks from the room: Dan obrolan-obrolan mulai mengalir.
About shopping, party, friends...
And the night continues

Jumat, 20 September 2013

Boredom

Entah kenapa pulang hari ini merasa sangat sangat bosan.
Gak tau mau ngapain.
Kalaupun melakukan sesuatu ga Ada passionnya. Ujung-ujungnya mau nulis stuck juga.

Entah kenapa.

Butuh suplemen hati segera nih. Entah datangnya dari mana.
Mungkin tomorrows full day trip may give me some new ideas.

Entah dari ketemu Earn
Atau ketemu manusia-manusia yang terdampar di Plzeň lainnya.
Atau gara-gara Dobřanska Pívo.

God give me passion.

Hopefully, amin.

Kamis, 19 September 2013

Sepenanggungan (Part 1)

Jakarta, satu malam di kolong jembatan Tendean, Macet seperti biasa di bulan Maret yang basah itu.
Mobil Innova abu2 ini masih berkutat agar bisa masuk kedalam rombongan yang bakal bisa lolos dari kolong ini, bersama kopaja Dan metromini S75.

Kala itu gue dan si Mas sedang ngobrol soal cohesion, kalau dari sudut pandang Fisika itu berarti bagaimana molekul dalam satu zat yang sama Saling berikatan kuat, hingga bahkan mengalahkan ikatan dengan molekul zat yang berbeda: Hal yang membuat air raksa di termometer gak nempel ke dinding Kaca tapi justru berkumpul kuat ditengah.

Kalau soal daily life, yang dimaksud adalah solidaritas.
Gimana sebuah persahabatan, ikatan, partnership, atau apapun lah itu bentuk kerjasama baik antara orang2 dapat menjadi kuat Dan saling mendukung.

Apa yang bisa bikin dia kuat?

"Karena selalu bareng kemana-Mana?"
Nope.
"Karena punya Tujuan yang sama?"
Nope. Belum Ada tanda iya mengiyakan

Oke, jawaban ketiga, Lást chance
"Sama-sama punya similar point of víew soal their lives?"

"Masih salah juga, lo gimana sih.... Baru ngalamin juga."
Ya, waktu itu gue baru mengalami sebuah proses yang membuat gua merasa telah memiliki sebuah keluarga baru.

"Itu gara-gara lo udah ngalamin segala macem bareng-bareng. Seneng iya, pahit iya, pengaĺaman yang sama, yang bikin lo tahu apa yang temen-temen lo pikir Dan rasain. Rasa seneng Dan comfort karena lo gak sendirian. Dan karena lo juga give some light to them, Buat temen2 lo pikir mereka gak sendirian juga."
"Lo baru aja ngalamin the lowest point, sekarang mulai seneng, tapi siap-siap aja kalau Ada halangan nantinya, lo harus bisa keep the spirit yang pas kemarin itu, bikin kalian bisa jalan bareng."

I keep those words until now, ketika percakapan Rabu Malam itu sudah berumur kira-kira 1.5 tahun sekarang.
And since then, gue sudah mengalami berbagai hal dengan berbagai kawanan teman yang berbeda, in which one of those, yang sedang menjadi topik pembicaraan di Rabu Malam itu, gue merasa cukup Gagal untuk menjaganya.

Lebih parah lagi karena gue harus meninggalkannya di momen-momen Paling kritis, yang membuat gue merasa gue akan di pajang sebagai one of their biggest problems ever. Tapi yang sudah terjadi ya sudah terjadi. Damen damen pari pari, gemiyen gemiyen siki siki (maaf kalau tulisanny salah). Yesterday is yesterday, what matters is today.

Sekarang gue encounter topik yang sama.
Dan hal tersebut datang dari arah yang Paling gue gak duga-duga.

Gimana gak? Lebih gak one of a kind apa lagi Coba, menjadi the first and the only Indonesian high school boy yang dilempar ke Ceko, knowing nothing except what I can read...
Dan ketika ngeliat anak-anak AFS lain yang didamparkan setahun di negeri ini, ternyata yang sendirian hanya... Tiga: Šatů dari Serbia, yang mungkin gak jauh bedanya dengan Ceko, šatů dari Honduras Dan šatů dari Republica Dominica, where they still have friends, from the Latino world.

I will be the one looking from a totally different pair if glasses.
Yup, its not only idiomatic, its a literal sentence. Bukan cuman secara arti, tapi juga secara harfiah, karena kacamata frame kotak tebal nan Gede yang gue pake ini gak Ada yang pake disini (Loh?)

I have my Thai friends sih, those big bunch of mostly Krung Thep Maha Nakhon Amon Rattanakosin (baca: Bangkok) girls. But still we do have differences.

Tapi nun jauh sekitar 1000 kilometer di tenggara, Ada seorang manusia yang merasakan hal yang gak jauh berbeda dengan gue.

Serupa tapi tak sama.

Dan gebleknya, semua diawali dengan CAPS LOCK YANG JEBOL.
Yang bikin gue kaget, Dan merasa bener-bener terpanggil.



Sempet agak khawatir sih, what happened With this girl
Tapi ya kali sepenting itu. Wong ada keluarga juga doi.

But that was just the start of a chat, and later a long talk...

Rabu, 18 September 2013

Dilemma


When first I was offered the idea of changing Science lessons to Language lessons, I was really enthralled.

Gimana gak bro, lo menukar sesuatu yang lo sama sekali gak ngerti Dan cuman bisa ngeraba2 sisa2 pelajaran di Indonesia yang masih nyantol di kepala lo dengan sesuatu yang bukan cuman baru, tapi juga mempertahankan skill tanpa keluar duit tambahan.

At first it seemed like a very great solution. Buang rugi untung dapet, kayak lo bisa cashback buah busuk sama buah yang kualitas ekspor.

But now the idea seemed a little bit challenged by my smáll mind.
Why? Gua sudah mulai merasa pewe dengan kelas gue.
Sementara kalau ikut kelas Bahasa gua bisa dapet dengan anak2 yang lebih muda dari gue, atau yang lebih tua.
And Arkanisme pun datang, entah dengan makanan, cewek, tempat, atau apapun itu. Kalau sudah mulai lengket susah dilepas. Mungkin gak bakal pernah dilepas. Loyauté jusqu'au mort. Setia sampai mati.

Dan according to some people (Mami doang sih), that it was the trend in former years... Tapi itu ternyata bikin beberapa masalah
Buat anaknya sendiri, buat sekolah, Dan AFS.

Mostly the biggest problem is:
1. Cohesion, prie du corps, alias rasa solid dan melekatnya anak2 ini kurang. Gara2 selalu ganti kelas dan mereka tentu gak bisa spend time With all of them. So, hubungan d sekolahny kurang.

2. Of course, masalah awal tadi Buat orang2 yang rajin belajar. Untuk orang2 yang punya mindset going to exchange adalah 10 bulan liburan....
Itu d terjemahkan sebagai kesempatan Cabut

But today I will solve this thing, bu Štěpánka mau manggil ane abis nanti Angličtině (bahasa Inggris)
Hopefully pilihan yang terbaik yang bisa dipilih.

And kalaupun bukan yang terbaik, semoga bisa membuat gue lebih baik. :)

Senin, 02 September 2013

The group of eight.

Temen gue yg baru memplontoskan kepalanya itu bilang
"Gila, tanggal 27 september tahun lalu gue ngetweet soal berangkat..."
Gue lupa apa yang dia bilang setélah itu. (well its been moře than a week sejak dia ngomong itu)

"Gue masih ga percaya..."
Kata temen gue yang sesama single fighter ke negara Eropa tengah yang belum pernah dikirimin anak Indonesia sebelumnya.

"Ih kita beneran nih?"
Kalo itu temen gue yang dari Balikpapan, yang ke Belgia tapi hostfam pertamany cuman sementara karena nunggu hostfam asliny balík dr liburan ke Turki *padahal rumahny geela keren bgt iya ya Sar hehe

Semua kata2 soal campuraduknya emosi karena duduk di kursi pesawat fór moře than 20 hours demi sampai di negara Tujuan and memulai sepuluh bulan pengalaman sudah di depan mata.

Dan temen gue yang sesama single fighter itu jadi inget kata2 dr kakak2 chapter Jakarta, that Sebelum duduk di pesawat nothing is fixed.

Well kita belum duduk sih
Bisa jadi visa kita ternyata ad yg salah n ketahan di imigrasi padahal boarding tinggal 30 měnit lagi
Bisa jadi ada one of eight of us yang bikin kita kehambat gara2 sakit perut somehow
Bisa jadi....

But you know it is just the slightest of chances
And you're too excited to Even think of any bad chances such as so.

Kecuali mungkin... Gue

Di antara yang lain yang banyak nginget2 sepanjang jalan daří counter check in sampai boarding lounge soal gimana mereka dulu pas seleksi, pas nunggu kabar soal host family, mungkin gue yang Paling gak mikir

I only think of the present and the future that day.

Ya, berfikir tentang yang bakal datang, seperti Arkan yang biasa, yang Kadang-Kadang terlalu jauh ke depan
Gak Kadang-Kadang mas, sering!

Tentang apa bisa gue jalan-jalan keliling Európe, ketemu 2 temen gue yang itu, and stay d rumah temen baik bokap gue yang juga guru piano pertama gue.

Soal apa bisa gue mengeluarkan hasrat *salah, obsesi!* soal belajar contemporary atau tap dance.

Apa bisa gue nanti setélah sepuluh bulan, gue ngomong bahasa Ceko tapi tetep bisa ngomong Prancis n Jerman
*Bahasa Indonesia, Inggris n Jawa juga pastinya*

Apa bisa gue nonton Bayern Munchen atau Děr Mannschaft live

Soal the present? Kamis malem d bandara Soekarno Hatta Terminál 2 itu?
Mungkin čumán karena titipan kakak-kakak volunteer soal gue jalan Paling belakang n keep d group together sampe Istanbul. But fortunately that flight nothing was wrong.

Dan karena gue nyesél terlalu cepat menyerahkan HP samsung kecil nan tua itu ke bonyok gue padahal harusnya masih bisa nelfon di Dalem terminál.
I wished that DAMN to have remembered any phone number and borrow one of my friends to máke one Cáll.

Tapi kalaupun kejadian, mungkin gue bingung mau nelfon yang Máňa.

Apakah itu temen gue yang gue tinggalkan dengan catatan perduitan yang harus diselesaikan Sebelum LPJ.
Atau temen tebengan gue yang barusan ngasih spanduk isi tanda tangan temen-temen, relain waktu nyetir malem-malem jauh-jauh sampe Cengkareng.
Atau guru gue?
Atau bokap-nyokap gue lagi?
Atau that girl...?

Ah, ga Ada artinya nyesél Dan ngiri ngeliat yang lain masih bisa telfonan sama their best friends.

Mari kita memasak sagu
Daripada melamun jemu
Mending kamu pasang lagu
Dan ketik semua perasaanmu

Yup, so ať the end that was what I did while waiting to board the plane

Sampai jam menunjuk pukul 19.40 waktu Indonesia barat, Dan kita mulai berbaris kedalam pesawat.

And so, for these eight Indonesian kids.
4 going to Belgium.
2 going to the Netherlands.
One girl to Hungary.
And, ONE BOY to the CZECH REPUBLIC.

The journey begins.